RSS

photography session #18 'Look How They Shine for You'

'look how they shine for you..'

Sebenarnya foto ini aku edit dulu sebelum di-posting. Begini keadaannya sebelum foto ini diedit.

foto asli sebelum diedit..tampak kurang kontras

Aku mengedit foto ini dengan cara opsi 'Auto Correct' yang tersedia di Microsoft Office Picture Manager. Kemudian aku atur sedikit komposisi warnanya agar terlihat kontras dan terbentuk siluet yang jelas dan terakhir aku crop sesuai dengan ukuran yang aku inginkan. Jadilah foto pertama yang di atas :D Tapi ada bagian yang membuatku cukup terganggu. Ada berkas cahaya di pinggir foto akibat pancaran sinar matahari. Tadinya mau aku hapus dengan cara edit, tapi karena kerjaan aku yang kurang begitu rapi, makanya aku biarkan begitu saja.

Pemandangan ini aku ambil waktu liburan ke Tanah Lot, Bali. Suasananya sangat pas dengan lagu Coldplay-Yellow, salah satu lagu terfavoritku. Kalau dengar lagu itu aku membayangkan suasana mentari senja yang bersinar lembut dengan warna kuning-jingga keemasan. Benar-benar membuat hati tenang :)

Waktu diunggah ke Facebook, ada 6 orang yang memberi tanda like this! Kalau di Tumblr, dapat 1 reblog dan 1 like. Alhamdulillah, ternyata cukup banyak yang menyukai foto ini :D

photo taken by me at Tanah Lot, Bali, Thursday, July, 2, 2009

Will.I.Am-Yes We Can (Barack Obama Song)


It was a creed written into the founding documents that declared the destiny of a nation.
Yes we can.
It was whispered by slaves and abolitionists as they blazed a trail toward freedom.
Yes we can. Yes we can.
It was sung by immigrants as they struck out from distant shores
and pioneers who pushed westward against an unforgiving wilderness.
Yes we can. Yes we can.
It was the call of workers who organized;
women who reached for the ballots;
a President who chose the moon as our new frontier;
and a King who took us to the mountain-top and pointed the way to the Promised Land.
Yes we can to justice and equality.
(yes we can, yes we can, yes we can, yes we can...)

Yes we can to opportunity and prosperity.
Yes we can to opportunity and prosperity.
Yes we can heal this nation.
Yes we can repair this world.
Yes we can. Si Se Puede
(yes we can, yes we can, yes we can, yes we can...)

We know the battle ahead will be long,
but always remember that no matter what obstacles stand in our way,
nothing can stand in the way of the power of millions of voices calling for change.
We want change!
(We want change! We want change! We want change...)

We have been told we cannot do this by a chorus of cynics who will only grow louder and more dissonant.
We've been asked to pause for a reality check.
We've been warned against offering the people of this nation false hope.
But in the unlikely story that is America, there has never been anything false about hope. We want change!
(We want change! I want change! We want change! I want change...)

The hopes of the little girl who goes to a crumbling school in Dillon are the same as the dreams of the boy who learns on the streets of LA;
we will remember that there is something happening in America;
that we are not as divided as our politics suggests;
that we are one people;
we are one nation;
and together, we will begin the next great chapter in America's story with three words that will ring from coast to coast;
from sea to shining sea - Yes. We. Can.
(yes we can, yes we can, yes we can, yes we can, yes we can, yes we can, yes we can, yes we can...)


source: http://www.anysonglyrics.com/lyrics/w/Will-I-Am/Yes-We-Can-Barack-Obama-Song.htm

9 November 2009-'Terima Kasih Semuanya :)'

Senin Pagi, 9 November 2009

life's like a jack-in-the-box, we dont know what will happen tomorrow.-by Arwin Taruna Rizqurrahman

Rutinitas hari sekolah kembali dimulai setelah libur akhir pekan selama dua hari. Seperti biasanya pagi itu aku mengenakan seragam putih abu, berpamitan kepada orang tua, dan pergi ke sekolah dengan mengendarai motor. Semuanya berjalan seperti biasanya alias normal. Tak terlintas sama sekali dalam benakku bahwa hari itu akan menjadi ujian dan cobaan untukku dalam menghadapi kenyataan hidup yang sebenarnya..

06.05 WIB, Perempatan Jl. Bengawan-Jl. Anggrek

Saat itu jalanan masih cukup sepi dan motorku melesat dengan kecepatan cukup tinggi saat melewati Jl. Bengawan. Meskipun begitu, aku selalu mewaspadai setiap perempatan yang ada di jalan itu, terutama perempatan Bengawan-Anggrek yang memang rawan kecelakaan. Tapi pagi itu justru aku yang menjadi korban kecelakaan di perempatan itu. Aku sendiri tak menyadarinya sampai disadarkan oleh orang-orang yang telah berkerumun di sekitarku. Begitu mataku terbuka, aku sedang terbaring lemas di atas aspal dan sekelilingku sudah ramai. Kulihat ada orang yang berusaha memberiku minum, ada yang berusaha menghubungi rumahku, temanku yang berusaha menyadarkanku, orang lain yang terbaring tak sadarkan diri, motorku yang terseok di atas aspal, dan orang-orang yang menggotongku ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Saat digotong, aku sempat melihat mulutku yang penuh darah dari pantulan kaca mobil. Aku semakin syok saat mengetahui gigiku lepas dan patah. Hanya satu hal yang aku pikirkan saat itu: Sebenarnya apa yang terjadi dan bagaimana bisa sampai terjadi? Lemas. Aku hanya bisa berteriak tanpa bisa berbuat apapun.

RS Santo Yusuf

Aku segera dilarikan ke UGD RS Santo Yusuf. Aku masih tidak mengerti kejadiannya dan terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu, Yogi dan Ikhsan datang menyusul ke RS. Sepertinya mereka ada di tempat waktu aku kecelakaan. Kemudian disusul polisi yang datang dan menjelaskan bahwa aku sebetulnya menabrak mobil yang mengerem mendadak karena ada motor lain yang oleng dan jatuh di depan mobil itu. Orang itu sendiri terpelanting dan pingsan dan dia ada di sebelahku. Aku mulai menerima memang inilah cobaan yang harus aku hadapi saat itu. Beberapa saat kemudian ibu dan bapakku datang. Aku hanya bisa meminta maaf sambil menahan tangis karena untuk kesekian kalinya membuat repot mereka. Lalu datang Pak Ade, Pak Pudjo, dan Bu Nurlela yang mewakili sekolah. Kabar bahwa aku mengalami kecelakaan sudah menyebar di sekolah.

Di sana, aku di-rontgen, di-CT Scan, dan difoto gigi untuk melihat separah apa kerusakan yang terjadi di dalam mulut. Bagian foto gigi ini yang membuatku merinding, karena harus melihat sendiri dari dekat mulutku yang penuh darah dan gigi yang berantakan. Aku sempat bertemu dengan sopir yang mobilnya kutabrak. Sekali lagi aku hanya bisa meminta maaf karena membuat sopir itu terlibat dalam masalah. Sekitar jam 11 siang, aku dipindahkan ke RS Borromeus karena pertimbangan dari orang tua. Lukaku baru diberi betadine dan mulutku disumpal dengan tisu untuk menahan darah yang keluar dari mulutku saat dipindahkan dengan ambulans. Saat itu aku belum tahu separah apa luka yang aku alami. Tapi kata ibuku, dagu, gusi, dan bibirku robek dan banyak mengeluarkan darah.

RS Borromeus

Tiba di Borromeus, aku langsung dibawa ke bagian UGD ditemani oleh ibuku. Kemudian tanteku datang dan langsung menangis melihatku terbaring di atas ranjang. Sekitar jam 14.15 sore, aku dibawa ke unit bedah mulut untuk dioperasi. Baru sekitar 1,5 jam kemudian operasinya selesai. Hasil dari operasi itu adalah bibir, gusi, dan daguku dijahit, gigiku dipasang kawat penahan, dan aku kehilangan 3 gigiku. Kata dokter, butuh kira-kira 2 bulan sampai gigi kembali ke keadaan 'semula'. Sementara itu, kakiku memar dan bengkak dan tanganku digips karena retak dan sendinya bergeser. Belakangan aku tahu bahwa luka di mulutku itu akibat benturan dengan stang motor bagian kiri.

Sekitar jam 17.00, aku dibawa ke ruang rawat inap Yosef 3 Suryakencana Kamar 1314 dalam keadaan belum makan dan minum dari pagi. Ditambah lagi dengan baju seragam yang terkena noda darah yang belum diganti juga dari pagi. Selama 5 hari aku menghabiskan waktuku di kamar itu untuk memulihkan kondisi tubuhku. Selama waktu itu juga aku mendapatkan sesuatu yang berharga di balik cobaan yang aku hadapi saat ini.

Di Balik Cobaan

Memang gigiku rontok 3 buah di bagian depan, patah, dan juga goyang. Kakiku sulit digerakkan karena memar dan bengkak. Tangan kiriku juga retak dan sendinya bergeser. Tapi, di balik itu semua aku bersyukur karena masih diberi umur dan kehidupan untuk kurenungi. Di saat tidak berdaya itu baru terasa bagaimana nikmatnya mengunyah makanan dengan gigi, enaknya pergi ke sekolah dan bertemu dengan teman, pentingnya tangan kiri yang menjadi partner sari tangan kanan, dan masih banyak lagi nikmat yang kita anggap sepele dan lupa untuk disyukuri.

Satu hal lagi yang aku rasakan saat di rumah sakit adalah aku bisa berpikir positif tentang keadaan lingkungan sekitarku. Di saat sakit seperti ini, aku merasakan banyak uluran tangan yang memberiku dukungan, bantuan, motivasi, dan doa untuk segera sembuh. Aku bisa lebih banyak melihat senyum dan tawa mereka, termasuk pasien di sebelahku yang menjadi teman sekamar di rumah sakit. Seperti yang Dikky bilang waktu menjengukku. "Kalau sekarang baru kerasa temen maneh teh sebenernya baik". Aku telah membuat repot semuanya dengan kejadian ini. Tapi aku yakin dengan doa, dukungan, dan kemauan dari diri sendiri, aku yakin bahwa aku bisa sembuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pada saatnya nanti, giliran aku yang harus mengulurkan tanganku untuk membalas semua kebaikan ini.

Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku kepada Allah SWT yang memberiku kesempatan untuk hidup, kepada orang tuaku yang dengan tulus dan sabar merawatku selama sakit, para suster yang siap siaga selama 24 jam, dr. Alice Wenas yang sudah membedah mulutku jadi lebih baik, dr. Arthur, kepada keluarga besarku (terima kasih untuk Uu Enggis yang tiap hari datang menjenguk dan membawa makanan), orang-orang yang menolongku saat kecelakaan (terutama Gogon-Satya Reza), terima kasih juga untuk Pak Ade, Pak Pudjo, dan Bu Nurlela yang datang mewakili sekolah, anak-anak kelas XII IPA 4 (makasih buat Bilal yang udah bikin aku ketawa dengan jokes kamu dan Widi dan Tria yang sengaja datang buat mengantar satu tas komik), teman-teman semua yang datang menjenguk dan atau memberikan dukungan (makasih banget untuk Yuki dan kawan-kawan semuanya yang sudah membuat gambar untukku saat di rumah sakit, meskipun masih belum kenal dekat), dan kepada semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu namanya.

Terakhir, aku ingin menyampaikan terima kasihku untuk 'dia' yang bikin aku harus strong dan jangan mau kalah dengan luka yang aku alami.

Gigiku memang lepas 3 buah, patah, dan berantakan. Tapi aku sudah merelakannya sebab gigi-gigi yang lepas, patah, dan berantakan itu sudah ditambal dengan pelajaran dan hikmah yang aku peroleh selama dirawat di rumah sakit.

Terima kasih untuk semuanya..because of you, i am not alone to live in this world :)

art work session #2 'get well soon, Ahmad! :)'

get well soon drawing :) thank you, Yuki and friends!

Ini adalah gambar yang dibuat oleh anak-anak kelas XI DKM Al-Hikmah untukku saat aku dirawat di RS Borromeus karena kecelakaan.

Aku sendiri tidak menyangka waktu hari selasa, 10 November, kira-kira sekitar jam 6 sore, Haryo datang lagi menjenguk ke kamarku di rumah sakit sambil membawa selembar kertas. Ternyata dia mengantarkan gambar hasil mereka. Setelah ditanya ke Haryo, ternyata yang menggambar mukaku ini adalah Yuki, anak kelas XI yang ikutan DKM. Aku memang kenal dengannya (soalnya Yuki itu temannya pacar si Fajar dan ada temanku yang suka sama dia), tapi masih belum kenal dekat seperti teman. Walaupun masih belum kenal terlalu dekat, ternyata dia dan teman-temannya memberiku pesan dukungan agar cepat sembuh lewat gambar ini.

Karena sangat berkesan buatku, jadinya aku sengaja scan gambarnya begitu sampai di rumah setelah kembali dari rumah sakit. Terima kasih buat semuanya :) because of you, i am not alone to live in this world..

photography session #17 'at forrest..'

XII IPA 4 go green :)

Hmm..Sudah lama tidak jalan-jalan lagi ke hutan. Jadi kangen juga lihat foto ini, saat aku rajin-rajinnya jalan-jalan bersama teman-teman. Foto ini aku potret saat anak-anak XI IPA 4 ber-hiking ria ke Taman Hutan Raya Juanda ke Maribaya dan perjalanan baru saja dimulai. Di dalam foto ini ada Ucup, Editha, saudaranya Editha, Anto, Bulan, Tria, Putri, Fajar, Utari, Ece, Arief, Davin, dan Haryo. Satu lagi ada Widi, tapi dia tidak ikutan foto (sembunyi di belakang Ucup).

Kami menyusuri jalan di hutan sejauh 5,5 km untuk sampai di Maribaya. Konyolnya, acaranya diadakan saat hari jumat dan kami belum sampai di Maribaya dan belum menemukan masjid. Akhirnya kami (terutama laki-laki yang hukumnya wajib) tidak melakukan shalat jumat (kecuali Haryo yang nonislam) dan menggantinya dengan shalat zuhur.

Waktunya pulang juga harus jalan lagi. Secara gitu ya, karena capek naik angkot dari Maribaya ke THR Juanda. Tambah jauh aja itu jaraknya! Jadi, totalnya hari itu kami berjalan sejauh 11 km dan kembali lagi sekitar pukul 15.30 sore. Meskipun lelah, hari itu tetap menyenangkan dan sangat berkesan untuk pengalamanku.

photo taken by me at THR Juanda, Dago Pakar, Friday, April, 10, 2009

photography session #16 '3 years'

Grobak 8, 3 years ago (9th grader-End of junor high school). Full squad, 44 persons
photo taken at Jonas Photo Studio, 2006


Grobak 8, now (12th grader-End of senior high school). Half squad, 22 persons
photo taken at Papyrus Photo Studio, 2009

Sudah banyak hal yang membuat kita semua berubah sejak kita meninggalkan bangku SMP tiga tahun yang lalu. Selain perubahan fisik, perubahan pun terjadi pada mental dan sikap kita semua.

Setelah lulus, Semuanya bertebaran di SMA yang diinginkan dan membuat cerita dan pengalaman baru bersama teman dan dunia yang baru. Kemudian tak terasa tiga tahun telah berlalu dan kita semua dipertemukan kembali, tentunya dalam suasana yang berbeda.

Tiga tahun yang lalu, saat terakhir foto angkatan, kita semua menuju jenjang pendidikan menengah atas.
Tiga tahun setelahnya setelah pertemuan kembali, kita semua menuju jenjang pendidikan tinggi.

Pertemuan kembali tiga tahun kemudian ini menyadarkanku pada suatu kesimpulan: Waktu yang tersedia terlalu singkat saat kita menyadarinya dan tiga tahun yang berlalu telah mengubah "wajah" kita semua..Tiga tahun yang telah berlalu sama seperti sebuah keajaiban bagiku.

Endah N Rhesa-Catch The Windblows

When I wake up everyday
I smell coffee near my window
I realize it’s summer day
Then I start leaving my pillow
i don’t wanna miss a greatest thing I’ll have today
suddenly I thank God im still alive in this beautiful day

whole world seems so wonderful to me
even though im blind and cannot see the sunrise
even though im blind, I only catch the windblows in my hand
I am happy

Yellow, green, sunburst, pink many colors don’t mean a thing
They don’t disturb me at all
Real world not so complicated to me until I die
The more I feel the more I see in everything that passion me
The more I feel the more I believe in everything that makes me want to
live

whole world seems so wonderful to me
even though im blind and cannot see the sunrise
even though im blind, I only catch the windblows in my hand
I am happy

Endah N Rhesa official website: http://www.endahnrhesa.com