"Sometime, looking up make you never satisfied with your life and looking down make you selfish and arrogant to others."Ahmad Solihurrijal
looking up&looking down
Something Precious :)
Aku terus mengayuh sepedaku, meskipun kakiku pegal dan kayuhanku mulai melambat sampai HP-ku berbunyi. Aku menepi di tepi Jalan Taman Cibeunying Selatan yang cukup rimbun. Ternyata ada SMS dari Haryo. Dia menanyakan posisiku dan aku membalasnya. Kemudian aku mengayuh kembali sepedaku. Haryo membalas lagi, tapi tidak aku perhatikan. Aku baru membuka balasan dia di Hotel Amaris dekat SMA 20, sekolahku dulu. Dia memintaku untuk bertemu di SMA 20. Padahal aku meminta mereka untuk bertemu di pom bensin Petronas Dago. Tapi ya sudahlah, aku mengayuh sepedaku lagi menuju SMA 20.
Aku duduk sendirian di bangku panjang pos satpam SMA 20 yang menghadap ke Jalan Citarum sambil mengistirahatkan badanku setelah kelelahan mengayuh sepeda. Aku mengirim SMS kepada Fajar yang tadi miss call HP-ku. Ternyata dia masih di rumahnya menunggu Davin yang sudah pergi dari Rancaekek. Baiklah, aku di sini menunggu mereka dan bisa hampir kupastikan bahwa hanya berempat yang akan pergi ke CFD. Padahal malam kemarin aku sudah memberitahu hampir seluruh temanku lewat SMS, Twitter, dan Facebook. Singkat cerita, akhirnya Haryo datang dengan menumpang mobil kakaknya dan terakhir Fajar dan Davin yang menggunakan motor. Haryo membawa dua sepeda lipat, satu berwarna merah yang ternyata bermasalah di pedalnya dan satu lagi berwarna biru. Akhirnya aku, Haryo, dan Fajar menggunakan sepeda, sementara Davin menggunakan motornya.
Jalanan pagi itu sangat ramai: Pasar Gasibu yang ramai oleh kegiatan jual beli, para tukang delman dan sewa kuda yang sedang menunggu orang yang akan menyewa jasa mereka, penganut agama Kristen yang beribadah, dan tentunya Car Free Day. Satu hal yang membuatku bersemangat adalah cuaca yang cerah dan bersahabat. Jadinya Keramaian ini terasa sangat menyenangkan. Aku bisa bertemu dengan ratusan orang dengan berbagai macam karakter yang berkumpul di satu titik. Akhirnya, setelah mengayuh sepeda dari sekolah, kami tiba di lokasi CFD yang panjangnya mungkin kurang lebih satu kilometer. Kami memulai perjalanan singkat mengesankan ini dari titik awal perempatan Dago bawah yang dilintasi oleh fly over. Kali ini aku mencoba untuk berjalan menikmati keramaian ini dan giliran Davin, Fajar, dan Haryo yang menggunakan sepeda.
Di awal perjalanan saja sudah menemukan banyak hal menarik yang jarang bisa kita temukan di hari-hari lain selain Minggu. Lautan manusia yang asyik dengan kegiatannya masing-masing: joging, mengayuh sepeda, senam, membawa hewan peliharaan kesayangan mereka (baca: anjing), latihan bartender, konser musik jalanan, skateboarding, kumpulan orang yang menggunakan peralatan olahraga yang belum pernah aku lihat sebelumnya, hunting foto, siaran radio on the road, sekadar jalan dan nongkrong, dan orang yang sedang berdagang aneka jenis barang dan makanan, bahkan tadi ada yang menjual sepeda onthel. Kalau beruntung, kita bisa melihat event khusus yang diadakan oleh lembaga tertentu. Seperti CFD tadi pagi ada Flashmob dari Mizone (tidak sempat lihat) dan acara menggulingkan bola balon raksasa sepanjang jalan Dago seperti foto di bawah, meskipun aku sendiri tidak tahu apa maksudnya. Yang penting aku ikut senang bersama semua orang di sana.
Di tengah perjalanan menuju titik finish CFD, kami sempat bertemu dan berpapasan dengan beberapa orang yang aku kenal. Yang pertama, ada orang berteriak dari lajur sebelah kanan memanggil Fajar. "WOI, FAJAAAAR!". Ketika menoleh, dia melihat sesosok perempuan yang dia kenal. Namanya Dinda dan dia adalah teman Fajar di klub Baseball SMA sekaligus adik kelas aku juga. Melihat dia dan beberapa temannya, Fajar langsung menghampiri mereka. Aku langsung tahu bahwa temannya sedang berjualan. Biasanya sih kegiatan danus atau mencari dana untuk suatu kegiatan. Ternyata mereka sedang mencari dana untuk persiapan kegiatan bazar sekolah. Mereka juga akhirnya menghampiriku, Haryo, dan Davin dan mulai menawari dagangan mereka, donat J.Co. Aku memerhatikan temannya yang memakai kacamata dan baju hijau tua. Dia cukup menarik dan cantik menurutku. Anak itu namanya Citra. Mereka memohon-mohon agar kami membeli donatnya. Melihat itu aku juga tidak sanggup menolak. Aku memang lemah terhadap tawaran-tawaran seperti itu, hahaha. Aku selalu berpikiri kalau aku tidak beli, pasti mereka kecewa. Akhirnya aku beli juga donat itu Rp15.000 per dua buah. Yah, apa salahnya membantu mereka yang sedang mencari uang untuk acara sekolah. Lagipula mereka itu adik kelasku, haha. Sayangnya aku lupa berkenalan dengan mereka. Seharusnya acara CFD dimanfaatkan untuk berkenalan dengan orang-orang baru.
Kami terus berjalan lagi. Pagi yang cerah dan keramaian orang terasa sangat menyenangkan bagiku. Pohon tinggi dan cukup rimbun di sisi jalan membuat kawasan ini menjadi sejuk. Aku memerhatikan orang-orang di sekitarku, termasuk ngeceng perempuan-perempuan yang menarik. Kemudian mataku tertuju ke arah sisi jalan di mana sebuah konser jalanan sedang diadakan. Aku kaget karena penyanyi yang sedang berdiri di panggung kecil itu pernah asyik dance sendirian di depan sebuah mobil radio yang sedang memutar lagu saat CFD beberapa waktu lalu. Waktu itu dia menari, menyanyi, bergoyang, dan menjadi pusat perhatian karena kelakuan itu. Aku sempat berpikir kalau perempuan itu adalah orang gila atau autis yang punya talenta seperti itu. Tapi, kata-kata Fajar lebih pas untuk menggambarkan karakter dia: nyentrik! Semoga saja begitu.
Akhirnya kami tiba juga di pom bensin Petronas, tempat titik awal berkumpul. Area pom bensin yang luas itu benar-benar dimanfaatkan oleh orang-orang. Ada yang hanya duduk nongkrong istirahat, free style sepeda, atau skateboarding. Tapi suasana di situ terlalu ramai dan panas, akhirnya kami bergerak sedikit lebih atas untuk mencari tempat berteduh dan beristirahat. Saat istirahat itulah, kami bertemu (lagi) dengan Retno dan Reni yang sama-sama sedang berjualan kue sus. Sebelumnya Reni dan Yuan yang duluan menawarkan kue sus, tapi kami tidak bergeming. Entah kenapa begitu Retno yang menawarkan, kami menjadi luluh dan membeli. Rp4.000 per dua buah, itu pun setelah Fajar tawar. Aku tahu mereka berjualan untuk menambah uang klub basket kampus mereka (Unisba) dan kalau tidak salah Retno adalah salah satu bendaharanya. Minggu sebelumnya Retno menjual arumanis dengan harga Rp5.000. Jadi tertarik juga untuk mencoba kegiatan danus atau mengumpulkan uang.
Akhirnya acara pagi itu bubar pada jam 10 pagi. Saat kami turun, satu per satu mobil dan kendaraan bermotor lainnya mulai memasuki jalanan dan memulai kembali rutinitas sehari-hari. Walaupun sebenarnya mereka yang memang berhak menggunakan jalan itu, entah kenapa aku merasa tidak sudi kendaraan-kendaraan itu memasuki Jalan Dago. Kehadiran mereka seperti orang yang hendak membubarkan acara senang-senang dan merusak kesenangan kami. Kami kembali menuju SMA 20 untuk beristirahat dulu sambil berpikir di mana kami akan mengisi perut yang sudah lapar dan membasahi tenggorokan yang kering.
Setelah istirahat beberapa lama, kami memutuskan untuk pergi makan ke warung soto dan rawon yang ada di depan Lapangan Saparua. Warung itu sebenarnya sebuah tenda di tepi jalan dan mereka membawa mobil yang berisi dagangan mereka. Suasana Saparua yang teduh membuat tempat itu cocok untuk melepas lelah. Awalnya aku tidak punya niat makan, tapi melihat rawon dengan irisan daging sapi lembaran, seleraku tergugah dan ikut memesan. Rawon itu rasanya enak, ditambah lagi dengan teh manis dan semilir angin sejuk yang turut menemani kami melepas rasa lelah. Saat kami sibuk menghabiskan santapan, ibu pemilik warung itu dengan ramah menyuruh kami mengambil kerupuk yang sudah disediakan.
"Ambillah kerupuknya, itu gratis kok."
"Wah, beneran Bu gratis?"
"Iya gratis, itu gantinya vetsin. Kita di sini enggak pakai vetsin."
"Wah, pantes enak Bu!"
Kemudian Ibu itu menanyakan asal kampus kami. Awalnya Ibu itu mengira kalau kami adalah teman anaknya dari Itenas. Kami tentu saja menjawab bukan. Ibu itu bercerita bahwa teman anaknya langganan di warung tendanya. Tak lama kemudian, mereka muncul dan terlihat sangat akrab dengan ibu itu. Sementara itu, kami larut dengan berbagai topik obrolan. Mulai dari masalah cinta, cerita kehidupan kampus, film, sampai rencana liburan minggu terakhir semuanya dibahas. Maklum, kami tidak akan lagi bertemu sesering saat SMA. Setelah puas, kami segera beranjak dari tempat duduk dan membayar apa yang sudah kami makan dan minum. Sebelum pergi, Davin sempat menanyakan anak ibu itu. Anak paling besarnya sudah dipekerjakan oleh Chevron, sementara anaknya yang satu lagi, Bambang, bersekolah di SMA 10 Bandung. Ternyata Davin mengenalnya sebagai salah satu personel Monster Junior, sebuah band indie. Di sana ada temanku juga, Remiel dan Medi. Ibu itu bilang mereka sedang menggarap rencana ke Singapura dan Malaysia untuk merintis karier band mereka. Entah kenapa aku merasa takjub dan sedikit iri. Mereka sudah memiliki rencana dan melakukan sesuatu. Sementara itu aku hanya terdiam tanpa melakukan apapun. Setelah pamit kepada ibu itu, aku, Fajar, dan Haryo kembali lagi ke sekolah. Sementara itu Davin pulang lebih dulu karena merasa lelah.
Di sekolah, aku, Fajar, dan Haryo duduk-duduk sambil berbagi cerita tentang banyak hal. Di bawah pohon rindang hanya bertiga. Sebenarnya kami menunggu Haryo dijemput oleh kakaknya dari gereja sekitar jam dua sore, lalu bereslah acara hari ini. Obrolan kami ngalor-ngidul mulai dari masalah traveling sampai ke pertemanan. Aku sempat juga cerita masalahku di kampus. Aku merasa di kampus terlalu bosan, kering, dan hampa. Tidak ada teman yang benar-benar bisa menginspirasiku. Ditambah lagi dengan permasalahan kelas yang benar-benar membuat interaksi menjadi sangat renggang. Fajar dan Haryo menyarankanku untuk mencari banyak kegiatan dan terlibat dalam komunitas. Dengan begitu aku akan menemukan teman yang cocok untuk saling berbagi. Aku sangat menyadari itu, kekuranganku akan kegiatan yang bermanfaat dan permasalahan dalam hal interaksi dengan berbagai macam orang. Aku terlalu banyak diam..
Apa yang aku dapatkan hari ini? Aku pernah dengar, jalan kaki selama 30 menit bisa menurunkan stres. Aku percaya akan hal itu. Melihat dan memerhatikan berbagai macam orang menyadarkanku bahwa dunia ini warna-warni. Di sana aku bisa melihat kelebihan mereka semua dan mungkin akan tertarik dengan mereka. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan selain berdiam diri. Salah satunya apa yang aku lakukan hari ini :) Aku mulai merasakan lagi cita-citaku yang harus segera dirintis. Semua itu butuh tindakan, bukan teori atau pengetahuan!
Akhirnya Haryo dijemput sekitar setengah tiga sore dan acarapun beres. Kami saling berpamitan. Kemudian, aku mengayuh sepedaku menuju rumahku dengan perasaan ringan. Seringan beban di tubuhku yang lepas, hanya baju yang melekat di tubuhku yang tersisa. Setidaknya untuk hari ini :)
*thanks buat Fajar, Haryo, dan Davin. akhirnya acara yang jadi hanya CFD doang, tapi ya enggak apa-apa. tetep jadi sport day yang seru, haha.
photo taken by me at Car Free Day Dago, Sunday, January 30, 2011
Kembali Lagi
Ya sudahlah, segitu aja deh kata-kata pembukanya. please enjoying my writing again :)
Here we go, life is waiting to begin!-PART2
Akhirnya tiba juga hari baru yang sesungguhnya. Mulai besok, aku akan memasang kancing kemejaku, mengenakan celanaku, mengikat tali sepatuku, dan menenteng tasku menuju sekolah baruku, Universitas Padjadjaran. Ya, besok adalah hari kuliah perdanaku setelah menjalani satu minggu masa penerimaan dan pra ospek. Besok adalah penanda bahwa hari baruku sebagai mahasiswa resmi telah dimulai.
Mulai besok dan hari-hari selanjutnya aku bakal jarang posting sesuatu di sini karena aku ingin lebih banyak terlibat dengan aktivitas kuliah, kemahasiswaan, bergaul dengan banyak orang, dan melanjutkan berbagai 'proyek-proyek' yang terbengkalai karena kesibukanku dan terlalu banyak online di komputer. Aku tidak ingin terlalu banyak diam dan ingin mulai bekerja untuk mewujudkan mimpiku.
Aku ingin menyongsong hidupku dengan melakukan berbagai aktivitas dan ingin bersosialisasi dengan banyak orang. here we go, life is waiting to begin!
::Jangan khawatir, meskipun bakal jarang posting, aku akan tetap konsisten dan berusaha untuk menulis setiap bulannya.
First Week As Unpad-ers: Part 4-Challenges And Problems To Be Solved
Sedari dulu aku memang lebih suka membiarkan orang lain yang memulai pembicaraan. Aku takut kalau pembicaraanku membosankan dan tidak menarik. Aku lebih banyak bergaul dengan orang secara tidak langsung, seperti lewat Twitter, Y!m, dan Facebook. Tapi, sebenarnya aku bosan dengan cara bergaul seperti itu dan ingin banyak bergaul dengan orang lain secara langsung. Aku yakin bahwa interaksi secara langsung bisa membuat hubungan dengan orang tersebut lebih dekat dan erat. Masalahnya, aku tidak tahu bagaimana cara memulainya itu. Kenyataan selalu saja berbeda dengan apa yang aku bayangkan.
Awalnya aku ingin berkenalan dengan banyak orang sejak pembagian kelompok di tingkat universitas. Tapi, setelah dibagi kelompok pun jumlah orangnya masih terlalu banyak dan tidak ada waktu untuk berkenalan secara lebih jauh. Aku hanya berkenalan dengan Adit, anak Akuntansi yang berasal dari Denpasar dan orang di sebelahku yang mirip dengan Fitra (teman SMA) yang berasal dari Lampung. Barulah pada tingkat fakultas dan jurusan, aku mulai mengenal teman-teman baruku. Ada teman kelompok PFS (kelompok 7/9 Nawal El-Saadawi), teman kelas, dan kelas mabim benkyo 9.
Sebenarnya ada teman-teman baruku yang ramai, asyik, dan menyenangkan, seperti Ryu dan Kelvin. Aku juga sempat nongkrong bersama Ryu, Kelvin, Sayuda, dan Rudi setelah acara pra ospek beres lebih cepat. Sempat juga kenalan dengan orang Korea bernama Choo Moo Jin. Tapi, tetap saja aku merasa ada yang kurang di dalam hati ini. Meskipun aku berbaur dengan mereka, aku selalu kesulitan untuk mengungkapkan pendapatku dan membagi apa yang aku miliki. Malah, aku merasa ingin lebih dekat kepada senior-senior PK (pembimbing kelompok) yang menurutku bisa diajak berbincang-bincang, meskipun saat SMA aku tidak terlalu menyukai senior. Mungkin itu karena senior-senior di kampus berbeda dari senior saat SMA. Mereka sudah memiliki visi dan misi yang jelas, pengalaman, dan memiliki pengetahuan yang baru bagiku.
Untungnya beberapa hari yang lalu, setelah selesai acara Jikoshokai (pengenalan) Sastra Jepang, aku berkenalan dengan Dara yang dulu sekolah di SMAN 14. Perkenalanku dengannya cukup unik. Aku sedang berjalan untuk pulang dan tiba-tiba dia memanggil namaku dari belakang. Aku tidak sadar sebelumnya kalau dia adalah Dara. Sebenarnya aku sudah berekenalan dengan dia lewat Y!m dan aku dikenalkan juga oleh Dikky. Kesan pertamaku adalah dia lebih kecil dari yang aku kira, haha. Akhirnya aku dan dia pulang bersama dengan menaiki bis Bhinneka karena kami searah jalur pulangnya. Sepanjang perjalanan kami bercerita banyak dan aku merasa lega bisa bercerita seperti itu dengan orang baru. Ditambah lagi dia banyak bertanya sehingga ada umpan balik antara aku dan dia. Itulah pertama kalinya sejak masuk Unpad aku merasa senang mendapat teman baru.
Aku mulai menyadari enaknya menjadi anak kosan, meskipun aku sendiri bukan anak kosan. Aku menyadarinya saat Ryu, Kelvin, Sayuda, Rudi, dan teman-teman kos lainnya mengadakan bubar (buka bareng) seusai acara Jikoshokai. Aku diajak juga, tapi tidak ikut karena memang sedang ingin pulang. Kebanyakan temanku adalah anak kos dan interaksi serta pergaulan sesama mereka sudah terjalin erat sejak di kosan. Jadi, mereka sudah saling mengenal sifat dan karakter temannya secara dekat. Berbeda dengan aku yang hanya bergaul dengan mereka saat di kampus saja, tentunya interaksiku tidak sekuat mereka yang kosan. Mereka selalu bersama sejak pergi ke kampus, kembali ke kosan, bahkan saat menjalani hari-hari di kosan.
Saat ini aku masih merasa asing dan kesepian di tengah keramaian. Aku berharap semua yang aku alami selama minggu-minggu awal ini segera berakhir dan menemukan tempat bernaung yang nyaman. Semoga aku menemukan dunia yang menyenangkan dan diriku yang sebenarnya saat menjalani kegiatan kampus dan aktivitas kemahasiswaan lainnya, seperti UKM, komunitas, dan organisasi. Ya Allah, aku memohon bantuan-Mu agar aku bisa bergaul dengan banyak orang dan memberikan dampak positif bagiku dari pergaulan itu, amin.
First Week As Unpad-ers: Lirik-lirik Hymne
Iwan Abdurrahman
Universitas kita Padjadjaran
Tempat bernaung
Insan abdi masyarakat
Pembina nusa bangsa
Padjadjaran lambang suci
Almamater yang tercinta
Tempat ilmu dan cita
Almamaterku tercinta
Dengarkan dan download Hymne Unpad
Hymne Almamater
Iwan Abdurrahman
'Kan kutunjukkan padamu
'Kan kubuktikan padamu
Rasa bangga dan baktiku
Almamater
Jangan keringatku
Darahku pun kurelakan
Guna baktiku padamu
Almamater
Meski kan kutinggalkanmu
Meski kan jauh darimu
Hatiku slalu padamu
Almamater
Dengan lindungan Tuhanku
Dengan semangat darimu
Ku 'kan terus berjuang
Almamater
Dengarkan dan download lagu Almamater
Hymne Sastra
Tercatat namanya
Dalam kebanggaan nusa bangsa
Tercatat namanya Dalam tonggak negara
Dia lahir perkasa dan berwibawa
Sebuah nama, sebuah nama
FAKULTAS SASTRA UNPAD
First Week As Unpad-ers: Part 2-Welcome New Comers!
Senin, 16 Agustus 2010
Sehari sebelumnya aku sudah janjian akan pergi bersama Vondra, temanku yang sama-sama baru diterima di Unpad Jurusan Akuntansi. Acara tanggal 16 Agustus dilaksanakan di Unpad Dipati Ukur (DU) dan kami sepakat untuk pergi setelah shalat subuh. Setelah selesai shalat subuh, aku pergi ke rumah Vondra dan kemudian berangkat dengan disopiri oleh kakanya, Kak Christa, anak HI Unpar 2008. Suasana jalanan pagi itu masih sangat lengang dan sepi. Tapi saat memasuki Jl. Jakarta, aku mulai melihat keramaian orang-orang yang sedang berkendara, baik itu dengan mobil, bis, atau motor, tampak menuju tempat tujuan yang sama, Unpad DU. Keramaian itu bahkan kian terlihat di Jl. Supratman. Sesaat aku tertawa geli karena mengira mereka semua pergi menuju tujuan yang sama. Kemudian, Vondra meminta kakaknya untuk mengarahkan mobil ke arah Dago. Dia sengaja meminta kakaknya memutar jauh karena khawatir macet di sekitar DU. Ternyata benar saja, saat masuk Jl. Dipati Ukur dari arah Dago (atas), jalanan menjadi sangat padat dan macet. Sudah ada banyak mahasiswa baru dengan seragam putih abu berbondong-bondong berjalan menuju lokasi.
Ada beberapa hal menarik yang aku amati dari keramaian di pagi buta itu. Aku melihat ada beberapa pedagang sedang menawarkan perlengkapan yang harus dibawa hari itu, seperti alas karton ukuran 60x60 cm dan name tag. Hal-hal menarik ini akan aku temui selama seminggu itu dan aku berkesimpulan bahwa orang Indonesia pun sebenarnya tak kalah hebatnya dengan orang Cina yang pintar menemukan peluang usaha.
Untunglah aku dan Vondra sampai di Unpad tepat pukul 05.30 pagi. Kami masuk dari gerbang yang sama, yaitu dari gerbang Jl. Teuku Umar. Ada juga yang masuk dari gerbang utama Jl. Dipati Ukur. Setelah masuk, kami berpisah karena memang berbeda kelompok. Di dalam, sudah banyak panitia dari mahasiswa lama yang sudah berjaga dan mengarahkan aku dan maba lainnya menuju tempat yang telah disediakan. Hari itu seluruh maba yang terbagi dalam 16 kelompok berkumpul di Unpad DU. Ada sebagian mahasiswa yang ditempatkan di dalam aula Gedung Sanusi Hardjadinata, tapi sebagian besar lainnya ditempatkan di luar. Untuk melihat apa yang terjadi di dalam aula, ada banyak TV LCD yang ditempatkan di luar. Aku sendiri berada di kelompok 3 (satu grup dengan Ali, Medi, Saniy, dan Gita), berada tepat di depan Gedung Sanusi Hardjadinata dan jalur tempat masuknya rektor, anggota senat, dekan, dan para guru besar. Sayangnya aku duduk di barisan paling belakang di kelompok 3.
Cukup lama aku berdiri dan menunggu kedatangan maba lainnya dan para petinggi kampus. Sebelum acara dimulai, kami melakukan gladi kecil-kecilan dan menghafal hymne yang akan dinyanyikan. Untungnya, sang pengisi acara sebelum acara utama dimulai (aku lupa namanya) punya selera humor yang baik dan pintar berkelakar. Salah satu guyonan yang aku ingat adalah "Kalian sudah menjadi maba [mahasiswa baru], tapi jangan menjadi maba [mahasiswa abadi]. Kalian juga jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu [kuliah-pulang]." Barulah 3 jam kemudian acara utamanya dimulai dengan kedatangan rektor, anggota senat, dekan, dan guru besar. Meskipun sudah tampak tua, mereka terlihat elegan dengan toga kebesaran berwarna hitam-kuning, baret, dan medali yang terkalung di leher. Lagu kebesaran almamater Unpad turut mengiringi kedatangan mereka. Setelah mereka semua memasuki aula Gedung Sanusi Hardjadinata, sang rektor, Dr. Ganjar Kurnia, membuka Sidang Terbuka Senat Terkait Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011 dengan mengetuk palu.
Acara sidang terbuka itu berlangsung khidmat dan tertib. Acara dimulai dengan laporan hasil penerimaan mahasiswa baru Unpad Tahun Ajaran 2010/2011. Aku kaget saat mendengar laporan hasil tersebut bahwa jumlah mahasiswa yang diterima di Unpad dan telah melakukan registrasi berjumlah 9.631 orang! Jauh melebihi prediksiku yang hanya sekitar 6.000-an. Aku semakin terkejut lagi saat mendengar bahwa mahasiswa baru Program S-1 Fakultas Sastra berjumlah 800 orang. Ini belum termasuk mahasiswa D-3 dan Pascasarjana. Inilah yang membuat Fakultas Sastra sebagai fakultas terbesar dari segi jumlah mahasiswanya. Acara berlanjut dengan pemakaian jas almamater Unpad secara simbolis yang diwakili oleh beberapa orang mahasiswa. Entah kenapa saat itu muncul perasaan bangga kepada almamater dan identitas sebagai mahasiswa Unpad. Rasa bangga itu kian membuncah saat menyanyikan hymne Unpad dan mars almamater (lirik hymne disertakan di posting berikutnya).
Acara yang tak kalah menarik adalah saat perkenalan mahasiswa asing dan slide show profil Unpad. Selain kagum kepada kewibawaan rektor beserta rombongannya, aku juga kagum kepada KPM (Korps Protokoler Mahasiswa) dan mahasiswa asing. Mereka ada yang dari Jerman, Malaysia, Jepang, Slovenia, Rusia dan Spanyol/Portugal (aku lupa). Sebelum acara dimulai, aku juga melihat seorang mahasiswi berwajah Afrika dan sangat tinggi. Mungkin dia mahasiswi pascasarjana karena mukanya kelihatan terlalu tua untuk anak S-1. Belakangan aku tahu bahwa ada Miss Zimbabwe kuliah S-2 HI Unpad dan siapa tahu, mungkin saja dia adalah orang yang aku lihat itu, haha. Saat perkenalan profil Unpad, aku jadi tahu bahwa Unpad itu begitu luas dan kampusnya tersebar di mana-mana. Di DU saja luasnya sekitar 18 hektar, di Jatinangor luasnya 200 hektar. Diresmikan sejak 24 September 1957, Unpad kini telah tumbuh menjadi 16 fakultas, 101 program studi, 39.000-an mahasiswa, dan sekitar 180.000-an alumni.
Saat acara selesai sekitar pukul 11.30 siang, aku terkejut dengan lautan manusia yang membanjiri Jl. Dipati Ukur dan sekitarnya. Jalanan menjadi macet. Maklum, sekitar 9.000 orang keluar secara bersamaan dari satu tempat. Aku berjalan sambil memperhatikan kerumunan orang yang sedang berjalan. Di antara ribuan wajah itu, aku melihat temanku, orang-orang asing (wajah India), bahkan ibu-ibu yang umurnya mungkin sudah kepala tiga atau empat! Aku merasa geli kalau membayangkan ibu-ibu itu ikut ospek juga dan terlibat dalam skenario jahil para "senior", haha (sebenarnya yang sudah senior itu siapa ya?). Saat pulang aku seangkot dengan salah seorang senior dan berkenalan dengan seorang mahasiswa Akuntansi Unpad angkatan 2007. Meskipun terlihat sepele, aku senang bisa berkenalan dengan salah satu anggota keluarga besar Universitas Padjadjaran.
Selasa, 17 Agustus 2010
Judul acara pada hari kemerdekaan tersebut adalah Student Day dan dilaksanakan di Jatinangor. Hari itu aku bangun lebih pagi lagi, sekitar pukul 3 pagi karena harus berada di sana pukul 5.30 pagi (pagi banget bikin acara, tapi untung lagi bulan puasa -_-). Seperti tanggal 16 Agustus, aku pergi bersama Vondra. Sebenarnya jarak antara Arcamanik ke Jatinangor bisa ditempuh dalam waktu 25-30 menit, tapi kalau sudah macet bisa sampai satu jam bahkan lebih.
Sesampai di Lapangan Merah (tempat acara berlangsung), aku dan maba lainnya diarahkan untuk memasuki lapangan, di bawah terpal yang sudah terpasang, jadi tidak akan merasa kepanasan. Untungnya hari itu aku duduk di bagian paling depan dan terdekat dengan panggung. Upacara pengibaran bendera dilaksanakan sebelum acara utama dimulai. Beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) tampak bersiap untuk mendukung pelaksanaan acara, seperti PSM (Paduan Suara Mahasiswa), marching band Unpad, KPM (Korps Protokoler Mahasiswa), Menwa, dan pramuka.
Oh iya, tiba-tiba saja aku ingat, entah setelah atau sebelum upacara, Presiden Mahasiswa (Ketua BEM) memberi sambutan dengan suara yang sangat menggelegar. "SELAMAT DATANG DI KAMPUS PERJUANGAN!" katanya dengan suara yang berat dan lantang. Mungkin dia ingin meniru gaya Presiden Soekarno, tapi entah kenapa mendengar teriakan semangatnya kami malah ingin tertawa. Aku tahu dia sedang serius, tapi kami memang ingin menertawakannya karena teriakannya terlalu berurat dan berapi-api. Selain itu juga ada talk show bersama Bagir Manan, seorang alumni FH Unpad, yang dibawakan oleh Andromeda Mercury, alumni Unpad dan juga seorang presenter talk show yang sudah cukup berpengalaman.
Kejutan-kejutan lainnya sudah dipersiapkan oleh pihak panitia dan senior-senior untuk menyambut mahasiswa baru. Hari itu, sejarah baru kembali ditorehkan. Setelah tiga tahun yang lalu Unpad memecahkan rekor MURI dengan peserta permainan musik angklung sebanyak 10.000 orang, kali ini Unpad memecahkan rekor MURI untuk replika peta Indonesia dari foto wajah-wajah maba sebanyak 7.812 orang! Rekor baru ini memecahkan rekor lama yang dipegang oleh Universitas Negeri Semarang (Unnes). Replika peta itu diberi judul dengan Satu Unpad-ku, Satu Indonesia-ku. Meskipun awalnya Unpad didirikan untuk mengakomodasi pendidikan warga Jabar, kini Unpad menjadi kebanggaan milik Indonesia yang dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa dari berbagai suku yang menuntut ilmu di Unpad. Momen ini sangat pas dengan semangat hari kemerdekaan dan semboyang negara kita, Bhinneka Tunggal Ika. Aku merasa bangga karena telah menjadi bagian dari pemecahan rekor tersebut.
Kemudian acara berlanjut dengan parade nusantara, fakultas, dan UKM. Dipandu oleh MC Austin dan Rizky (kalau tidak salah) yang dikenal sebagai penyiar radio, acaranya bertamah ramai dan penuh dengan candaan khas penyiar radio. Iring-iringan parade dimulai dari parade nusantara. Awalnya aku biasa saja sampai aku menyadari ada Irin dan Tammy di antara barisan parade itu! Hahaha, ternyata mahasiswa baru yang sedang tampil di depan. Mereka memakai pakaian tradisional nusantara, lengkap dengan make up, seperti anak-anak yang ikut lomba busana adat. Iringan parade berlanjut lagi dengan parade fakultas. Penampilan paling menarik menurutku adalah Faperta dan Fapet. Bahkan anak-anak peternakan turut membawa sapi dalam iringan mereka! Haha. Karena sang MC, Rizky, adalah anak pertanian juga, dia memelesetkan nama-nama fakultas lain dengan nama-nama yang berhubungan dengan pertanian. Contohnya FISIP menjadi Fakultas Ilmu Sawah Ilmu Padi dan FKG menjadi Fakultas Kedokteran Gabah. Penampilan dengan aura menyeramkan adalah FTG (Fakultas Teknik Geologi). Mereka berjalan melintas dengan bendera kebesaran FTG dan jaket oranye yang membuatku teringat kepada fans Persija, The Jak. Hanya sekali meneriakkan yel FTG, lalu mereka berjalan melintas tanpa mengumbar senyum sedikitpun..
Bagian dari parade yang paling menghiburku adalah parade UKM. Unpad memiliki 33 UKM yang memiliki unit kegiatan di Jatinangor dan Dipati Ukur. Para senior berusaha tampil atraktif dan semenarik mungkin. Ada yang melakukan aksi semacam orasi, demo, dan aksi teatrikal dari BEM dan LPPMD, anak-anak PSM (Paduan Suara Mahasiswa) yang tampil ceria dengan kostum era kolonial Belanda, penampilan dari marching band, capoeira, dan masih banyak lagi. Ada lagi penampilan dari Padja Dance (semacam modern dance begitu) yang tampil memukau. Bukan hanya dari gerakannya, tapi juga orang yang terlibat di dalamnya. Ada satu lelaki di antara wanita dan satu wanita berkerudung. Baru kali itu aku melihat pemandangan seperti itu. Temanku juga ada yang ikut Padja Dance, tapi dia mengambil spesialisasi breakdance. Ternyata Padja Dance masih terbagi-bagi lagi.
Setelah berkesempatan melihat aksi-aksi dari senior, aku dan maba lainnya diberi kesempatan untuk memilih UKM. Kami berbaris sangat panjang dan mengantre di bawah terik matahari yang panas, membuat beberapa maba pingsan karena tidak kuat menahan terpaan panas, ditambah lagi dalam suasana bulan puasa seperti ini. Suasana di stand UKM juga tidak begitu jauh berbeda, sangat padat! Sebenarnya aku ingin ikut berbagai kegiatan, mulai dari Spektrum (unit fotografi Unpad), beladiri, KPM (Korps Protokoler Mahasiswa-berwibawa lihat penampilannya), pecinta alam, BEM, dan masih banyak lagi. Karena aku belum tahu seperti apa kehidupan perkuliahan dan cara belajarnya, jadi aku hanya memilih satu dulu, Spektrum. Kalau ada waktu dan kesempatan, perlahan aku akan menambah lagi kegiatanku.
Setelah melewati hari yang melelahkan, akhirnya aku bisa pulang sekitar pukul 13 siang bersama Vondra dan temannya yang berasal dari Akuntansi. Tiga hari berikutnya adalah acara tingkat fakultas yang harus dihadapi dan masuk pada pukul 6 pagi. Aku berharap bisa melewati seluruh rangkaian kegiatan dengan baik dan lancar sampai selesai, meskipun kadang merasa lelah, bosan, dan jenuh..
Berita terkait:
Selamat Datang Mahasiswa Baru Unpad!
Berita Video: Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru Unpad
Mahasiswa Baru Unpad Kumpulkan 30 Ton Beras dan Ribuan Buku untuk Kegiatan Sosial
Rektor Perkenalkan Budaya RESPECT pada Mahasiswa Baru Unpad
Satu Lagi Rekor Muri Diraih Unpad, Replika Peta Indonesia dari Rangkaian Foto Terbanyak