RSS

Family Trip to Singapore! PART 1~intro

Akhirnya setelah sekian lama tidak menulis di blog ini, aku kembali lagi menulis untuk menceritakan berbagai hal yang aku alami selama masa vakum. Seminggu yang lalu, tepatnya sejak hari Jumat, 28 Oktober sampai dengan hari Minggu, 30 Oktober, aku dan sekeluarga liburan ke Singapura. Alhamdulillah, setelah sekian lama bisa juga melancong jauh bersama keluarga di akhir pekan, hehe. Jarang-jarang ada kesempatan seperti ini karena masing-masing dari kami memiliki kesibukannya sendiri. Selama 3 hari 2 malam itu, ada banyak pengalaman dan cerita menarik yang aku dapatkan, meskipun hanya jalan menyusuri jalanan di negara-kota-Singapura tanpa banyak mengunjungi objek wisata favorit di sana, seperti Universal Studio di Sentosa Island.

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan sebelum berangkat kesana. Sebenarnya Bapak menyuruh aku dan adek-adekku untuk membuat itinerary atau daftar kegiatan di sana. Tapi berhubung tidak punya banyak waktu (maklum aku masih sibuk dengan kegiatan di kampus dan UTS), itinerary itu dibuat 1-3 hari sebelum berangkat. Sementara itu, Bapak mengurus penginapan di sana, paspor, dan beberapa urusan lainnya. Bapak sempat ngomel melihat aku dan adek-adekku yang terlalu santai dalam mempersiapkan agenda dan keberangkatan kesana. Yah, memang beginilah, aku termasuk tipe orang yang malas untuk mempersiapkan dan mengurus hal-hal yang berhubungan dengan acara pergi, seperti packing barang dan agenda kegiatan (Fyi, packing barang dilakukan malam sebelum pergi dan paginya). Sempat aku melihat dan mengubek-ngubek info tentang Singapura di internet, tapi malah membuat jadi pusing dan galau sendiri karena saking lengkapnya info tentang negara itu. Selain itu, sebelum pergi aku belum bisa membayangkan seperti apa Singapura itu dan bagaimana kehidupannya. Meskipun masih tetanggaan, aku takut kehidupan di sana beda jauh dengan Indonesia.

But, finally i found the answer when visited the country..
Akhirnya aku menemukan jawabannya setelah mengunjunginya. Seperti apa petualangan 3 hari 2 malam di sana? check it out!

my family~281011 @ BDO
(akunya enggak ada, maklum tukang foto haha)

to be continued to part 2!

proud of you, dad :)

Jumat, 27 Mei 2011

Hari itu, aku dan keluargaku menghadiri acara Pidato Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung. Hari itu menjadi momen yang penting bagi ayahku karena dia akan menyampaikan pidato yang berkaitan dengan keilmuan yang ditekuninya selama ini dan manfaat ilmu tersebut terhadap umat manusia di hadapan majelis guru besar, dosen, keluarga, rekan, mahasiswa, dan tamu undangan lainnya. Pidatonya hari itu menandai buah dari kerja keras dan pengabdiannya kepada ITB selama hampir 20 tahun hingga diangkat menjadi seorang guru besar di bidang fisika material. Meskipun aku sendiri tidak mengerti isi pidatonya, aku tetap bangga melihat ayahku berdiri di atas podium dan memaparkan ilmu yang ditekuninya di hadapan tamu undangan dengan penuh percaya diri. Setelah ayahku menyampaikan pidatonya, giliran Prof. Satria Bijaksana yang menyampaikan pidato ilmiahnya.

Ayahku saat menyampaikan pidato yang berjudul "Material dan Devais MOS: Keadaan Kini dan Perspektif Masa Depan"

Di akhir pidatonya, ayahku sempat mengatakan, "Terima kasih kepada Ahmad, Irfan, dan Taufiq yang telah memberikan saya semangat". Semangat? Saat ayahku mengatakan hal itu, aku merasa malu karena apa yang telah aku lakukan sehingga ayahku menjadi bersemangat? Kalau diingat lagi, aku yang justru malah sering merepotkan...

Di luar pekerjaannya sebagai dosen, ayahku adalah seorang pemimpin keluarga yang pekerja keras, berdedikasi, bijak, dan serbabisa. Aku juga berharap bisa menjadi seperti ayahku, bahkan kalau bisa melampauinya. Aku akan berusaha dengan bidang yang aku geluti dan aku sukai. Selain berusaha dengan menekuni bidang ilmuku saat ini, yaitu sastra Jepang, aku juga harus belajar dari school of life dan memantapkan soft skill. Pelajaran School of life itu bisa didapatkan dari pengalaman saat berinteraksi dengan berbagai macam orang dengan karakter khasnya, sedangkan soft skill itu keahlian tambahan. wish me luck!

my family and I taken by Tizar

photo taken by me at Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Friday, May 27, 2011

photography session #25 ”戦国時代”祭り 24.04.11

日曜日、2011年4月24日

「戦国時代」祭りのポスター

3日前、僕はパジャジャラン大学日本語学生会が行った祭りへ行きました。本当に楽しかったです。この祭りは毎年行われるイベントです。今年のテーマは”戦国時代”でした。日本の戦国時代を語っていました。委員会は戦国時代のときの争そう氏族の名前を使いました。例えば、武田家、徳川家、足利家です。他にまだありますが、名前を忘れてしまいました。それぞれの氏族は別の任務を持っていました。祭りの委員会は袴や浴衣を着て、カッコイイーと思いました。

祭りにいろんなパフォーマンスやバザーがありました。パフォーマンスは"Souran Bushi & Tarian Sakura", Taiko Okinawa, 演歌、Jakarta Keion, コスプレ、バンドなどがありました。みんな頑張っていい準備をしたので、悪いパフォーマンスはないと思いました。みんな熱心に演奏して、感心しました。でも、コスプレのとき、アニメをあまり見ませんから、わかりません。アニメのようにユニークな衣服を着て、コスプレは面白いと思いました。バザーにいろんなものが売られていました。食べ物や飲み物や日本の漫画雑誌やアクセソリーなどがありました。いろんなものを買いたいですが、値段がちょっと高いと思って、とうとう何も買いませんでした。僕は一日中写真を撮って、その日は食べませんでした。

最後に一緒に踊って、花火を見ました。その日は楽しくて、とても満足でした。来年また来たいです!!:D

祭りで撮った写真をアップロードしてあげます。どうぞごゆっくり見て下さい :)

我々は武田家でござる!

デリー先輩。祭りの委員長

桜の舞-Tarian Sakura 1

桜の舞-Tarian Sakura 2 綺麗な舞ですね。

騒乱武士(Souran Bushi )-「努力」"そうらん~そうらん!どっこいしょ~どっこいしょ~”

太鼓。Jakarta Keionが沖縄地方の歌を歌いました。沖縄に行きたいな~

演歌!日本人が歌ってくれました。本当に楽しかった!「心の友」と「Kemesraan」を歌いました :D

バザーで漫画を選んでいます~紀伊國屋(Kinokuniya)書店も日本語の漫画雑誌を安く売っていました。一万ルピア~本当の値段はそれよりもっと高い!

「Bleach」のコスプレ!僕が好きなアニメだ :D

これ何のアニメのコスプレでしょう?でも、この写真好きです!はは (笑)

みんな喜んでいる~楽しくバンドを聴いてるね :)

Visual Band:It!

Circle of Dream!

踊り~初めて大学に入ったから今までいつもちびまるこちゃんの歌をつかっています。他の歌がないかなあ?

花火!Boom Boom Boom! Katy Perryの名曲「Firework」を思い出しました!気分最高だ!それで、祭りが終わりました。みんな頑張りましたね :D お疲れ様でした :)

祭りは10時ごろに終わりました。疲れたけど、翌日授業がまた始まります。頑張らなきゃ!ははは、寝不足しました :p でも、本当楽しかった :) 実は、写真がまだたくさんあります。一日中写真を撮ったから :)..*ダラ先輩、カメラを貸してくれて本当にありがとう :)

photo taken by me at PSBJ Unpad Jatinangor, Sunday, April 24, 2011

100th Posting :)

Yeah, inilah posting ke-100 yang aku buat di blog ini. Selain itu, dua hari lagi blog ini akan genap berusia dua tahun :D Tidak terasa sudah dua tahun aku memulai blogging pertama di blogspot. Selama dua tahun ini juga aku mencurahkan segala ide, pengalaman, dan hal-hal menarik yang aku temukan di blog ini. Harapanku sih tidak macam-macam. Aku hanya ingin terus bisa menulis dengan konsisten di blog ini, amin! Kemudian aku juga berharap blog ini bisa menjadi sebuah catatan perjalanan hidupku dan sebuah nostalgia di masa depan nanti, hehe.

Sebelum melanjutkan ke posting ke-101 dan selanjutnya, aku mau membenahi blog ini secara total biar terlihat fresh! Selain itu, sebenarnya masih ada lima posting lagi yang statusnya masih draft alias belum di-publish :p haha, sebenarnya tulisannya sudah lumayan lama ditulis, hanya saja karena waktu itu pikiran sedang buntu jadinya tidak diteruskan tulisannya. Karena itu, aku mau membereskan dulu blog ini sebelum melanjutkan posting berikutnya :)

AYO SEMANGAT UNTUK TERUS MENULIS! ファイト~!

"Apakah Anda Pernah Melihat Blue Film?"

Pertanyaan di atas sekaligus judul posting kali ini pernah diajukan oleh Pak Fahmi, seorang dosen Kewarganegaraan, Agama Islam, dan Sastra Arab, saat semester pertama. Beliau mengajukan pertanyaan tersebut kepada seluruh mahasiswa yang saat itu menghadiri kelasnya tanpa memandang dia seorang laki-laki maupun perempuan. Tentu saja para perempuan menggelengkan kepala dan menjawab "tidak!" sambil memendam rasa herannya atas pertanyaan yang diajukan beliau. Sementara itu, para lelaki, satu per satu mengangguk dan menjawab "pernah" dengan senyum kecut dan menahan malu. Seingatku, tidak ada laki-laki yang menjawab "tidak, saya tidak pernah melihat!". Semua juga tahu bahwa itu adalah perbuatan (semoga tidak menjadi kebiasaan) yang salah, baik dilihat dari norma kesusilaan maupun keagamaan. Meskipun tahu itu adalah salah, entah kenapa para lelaki sangat mudah terpengaruh untuk melihat 'film layar biru' dan juga gambar-gambar terlarang yang masuk kategori 'layar biru'. Aku tidak memungkirinya karena aku pun seorang laki-laki dan pernah melihat hal seperti itu.

Setelah beres dengan pertanyaan yang cukup membuat malu tersebut, beliau memberikan pertanyaan kedua. "Mengapa Anda melihat 'blue film' itu padahal tahu itu adalah salah?". Pertanyaan kedua ini sulit sekali dijawab. Memang kebiasaan beliau suka memberikan pertanyaan sulit seperti itu yang ternyata jawabannya sangat mudah dipahami. Kemudian beliau menjawab sekaligus memberikan penjelasan yang sangat mudah dipahami.
"Anda senang melihat 'blue film' karena tidak mengenal siapa yang 'bermain' di dalamnya. Coba bayangkan yang 'main' di film tersebut adalah orang-orang terdekat Anda. Bayangkan yang 'bermain' di film tersebut adalah ibu Anda, kakak Anda, adik Anda, saudara-saudari Anda, dan teman-teman Anda. Pasti Anda, jika akalnya masih berjalan dengan baik, akan merasa tidak senang bahkan prihatin mengetahui orang-orang terdekat Anda 'bermain' di dalamnya karena tahu perbuatan itu buruk, salah dan tidak ingin keburukan tersebut menimpa mereka."
Penjelasan Pak Fahmi saat itu sudah aku buktikan malam ini saat blogwalking. Perhatianku tertuju pada sebuah blog salah satu teman perempuan saat SMA dulu. Memang temanku itu memiliki fisik yang menarik dan berbakat menjadi model. Saat aku melihat blognya, ada beberapa foto dengan modelnya adalah dia. Awalnya aku biasa saja melihatnya karena foto-foto tersebut tidak ada bedanya dengan foto model lainnya yang biasa aku lihat. Setelah menggerakkan scroll untuk melihat lebih banyak isi blog itu, aku dikagetkan oleh sebuah foto dia dengan busana yang sangat minim. Dia hanya mengenakan (maaf) bra dan celana dalam di sebuah studio foto, lalu menjadi model untuk difoto! Aku rasa tidak ada di antara teman perempuanku yang mau menjadi model foto dalam keadaan minim busana begitu dan mengunggahnya di blog yang notabene dilihat oleh publik. Memang foto tersebut belum sampai pada tingkat 'blue film', tapi menurutku tidak sepantasnya dia berfoto dengan busana minim seperti itu. Adakah orang tua yang mau anak perempuannya difoto dengan busana seperti itu di sebuah studio foto?

Aku mengakui dan tidak memungkiri bahwa aku pun pernah melihat 'blue film', baik gambar maupun videonya. Saat melihat 'blue film' yang diperankan oleh orang yang tidak aku kenal, tidak ada perasaan kaget atau prihatin. Yang ada hanyalah perasaan terpuaskannya hawa nafsu. Sementara itu, baru melihat foto seorang teman perempuan dengan busana minim seperti itu, muncul perasaan kaget dan prihatin. "Kok dia mau menjadi model dengan busana minim begitu?". Kira-kira begitulah pertanyaan yang terlintas di kepalaku pertama kali melihat foto tersebut.

Mungkin bagi sebagian orang, pemikiranku kaku dan kolot. Sekarang adalah zamannya kebebasan berekspresi, entah bagaimana batasannya aku pun tidak tahu karena terlalu banyak standar yang digunakan manusia. Bagi masyarakat yang kehidupannya lebih liberal dan menjunjung tinggi HAM seperti masyarakat Barat, pose foto dengan busana minim seperti itu biasa saja dan dapat dimaklumi sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Seiring dengan kemajuan teknologi, pengaruh-pengaruh luar yang negatif seperti itu masuk juga ke dalam kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan adat yang sifatnya memaksa dan mengikat seperti masyarakat Timur. Pengaruh-pengaruh tersebut awalnya terlihat asing dan aneh. Namun lama-kelamaan, kita terbiasa, bahkan menganggapnya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, menghadapi pengaruh itu karena masuk secara kontinu dan masif. Aku pun tidak menampik jika pengaruh tersebut sudah menjadi hal yang biasa aku lihat karena tersebar di mana-mana, layar kaca, layar lebar, mall, dan tempat umum lainnya. Hanya saja aku tidak biasa bahkan aneh jika temanku sendirilah yang terkena pengaruh itu (catat: berpose dengan pakaian [super] minim seperti yang sudah dijelaskan di atas).

Seharusnya suatu keburukan jangan dibiasakan karena membuat keburukan itu menjadi sesuatu yang tidak buruk lagi..

sapa tengah malam :)

Selamat malam, kembali lagi dengan saya, Ahmad Solihurrijal, di blog let's go! because life is waiting to begin! :D (Y). Jam di komputer sudah menunjukkan pukul 12.40 malam, dini hari. Aku tidak akan membahas sesuatu yang serius sekarang, sedikit santai dulu lah, hehe. Soalnya cuma mau sapa dan menengok blog yang belakangan jadi terabaikan (sedih). Sebenarnya aku menulis di tengah malam ini gara-gara melihat blog temanku juga. Biasalah kerjaan iseng blogwalking, hehe. Entah kenapa karena lihat itu aku jadi kangen banget dengan blog-ku ini. Ya sudah deh, aku putuskan untuk membuat satu posting saja buat malam ini ;)

Aku ingin sekali menulis secara konsisten di blog ini, minimal yaa satu bulan satu posting gitu. Tapi apa daya, kesibukan di kampus dan konsentrasi penuh pada pelajaran mata kuliah membuatku tidak sempat menulis sebanyak dulu. Aku jadi panitia JECUF (Japan Education and Culture Fair), ikutan panitia kegiatan lain, ikutan kegiatan klub fotografi jurusan, badminton, dan padatnya jadwal kuliah yang enggak enak. Tapi kalau dilihat lebih dalam dan jernih, mungkin semua ini karena kemalasan aku saja sebenarnya, HAHA!
(Ayo dong Mad, bentar lagi udah 19 tahun, jangan malas lagi ah!)
Di posting berikutnya, insya Allah aku akan bahas berbagai cerita yang aku alami selama masa kuliah ini. Mulai dari lingkungan kampus, masalah kelas, pertemanan, kegiatan-kegiatan sampaaaai love life, haha! Tunggu aja ya enggak akan lama-lama kok ;)

Oke, segini aja dulu posting singkat tengah malam ini. see you again dan おやすみ! 

looking up&looking down

"Sometime, looking up make you never satisfied with your life and looking down make you selfish and arrogant to others."
Ahmad Solihurrijal

Something Precious :)

Aku terus mengayuh sepedaku menyusuri jalan kecil kompleks rumahku hingga jalan utama kota pagi tadi. Awalnya aku tidak berniat mengayuh sepedaku untuk pergi ke Car Free Day yang biasa diadakan di Jalan Dago setiap hari Minggu mulai jam 6 pagi sampai 10 siang. Ya, hari Minggu ini aku janjian untuk pergi ke Car Free Day dan bermain badminton bersama teman kelasku saat SMA. Ide untuk membawa sepeda sebenarnya berasal dari Haryo. Awalnya aku ragu untuk membawa sepedaku, tapi akhirnya kubawa juga meskipun jarak yang kutempuh cukup jauh. Sekalian olahraga menggerakkan badan yang kaku, ditambah lagi dengan cuaca cerah yang mendukung.

Aku terus mengayuh sepedaku, meskipun kakiku pegal dan kayuhanku mulai melambat sampai HP-ku berbunyi. Aku menepi di tepi Jalan Taman Cibeunying Selatan yang cukup rimbun. Ternyata ada SMS dari Haryo. Dia menanyakan posisiku dan aku membalasnya. Kemudian aku mengayuh kembali sepedaku. Haryo membalas lagi, tapi tidak aku perhatikan. Aku baru membuka balasan dia di Hotel Amaris dekat SMA 20, sekolahku dulu. Dia memintaku untuk bertemu di SMA 20. Padahal aku meminta mereka untuk bertemu di pom bensin Petronas Dago. Tapi ya sudahlah, aku mengayuh sepedaku lagi menuju SMA 20.

Aku duduk sendirian di bangku panjang pos satpam SMA 20 yang menghadap ke Jalan Citarum sambil mengistirahatkan badanku setelah kelelahan mengayuh sepeda. Aku mengirim SMS kepada Fajar yang tadi miss call HP-ku. Ternyata dia masih di rumahnya menunggu Davin yang sudah pergi dari Rancaekek. Baiklah, aku di sini menunggu mereka dan bisa hampir kupastikan bahwa hanya berempat yang akan pergi ke CFD. Padahal malam kemarin aku sudah memberitahu hampir seluruh temanku lewat SMS, Twitter, dan Facebook. Singkat cerita, akhirnya Haryo datang dengan menumpang mobil kakaknya dan terakhir Fajar dan Davin yang menggunakan motor. Haryo membawa dua sepeda lipat, satu berwarna merah yang ternyata bermasalah di pedalnya dan satu lagi berwarna biru. Akhirnya aku, Haryo, dan Fajar menggunakan sepeda, sementara Davin menggunakan motornya.

Jalanan pagi itu sangat ramai: Pasar Gasibu yang ramai oleh kegiatan jual beli, para tukang delman dan sewa kuda yang sedang menunggu orang yang akan menyewa jasa mereka, penganut agama Kristen yang beribadah, dan tentunya Car Free Day. Satu hal yang membuatku bersemangat adalah cuaca yang cerah dan bersahabat. Jadinya Keramaian ini terasa sangat menyenangkan. Aku bisa bertemu dengan ratusan orang dengan berbagai macam karakter yang berkumpul di satu titik. Akhirnya, setelah mengayuh sepeda dari sekolah, kami tiba di lokasi CFD yang panjangnya mungkin kurang lebih satu kilometer. Kami memulai perjalanan singkat mengesankan ini dari titik awal perempatan Dago bawah yang dilintasi oleh fly over. Kali ini aku mencoba untuk berjalan menikmati keramaian ini dan giliran Davin, Fajar, dan Haryo yang menggunakan sepeda.

Di awal perjalanan saja sudah menemukan banyak hal menarik yang jarang bisa kita temukan di hari-hari lain selain Minggu. Lautan manusia yang asyik dengan kegiatannya masing-masing: joging, mengayuh sepeda, senam, membawa hewan peliharaan kesayangan mereka (baca: anjing), latihan bartender, konser musik jalanan, skateboarding, kumpulan orang yang menggunakan peralatan olahraga yang belum pernah aku lihat sebelumnya, hunting foto, siaran radio on the road, sekadar jalan dan nongkrong, dan orang yang sedang berdagang aneka jenis barang dan makanan, bahkan tadi ada yang menjual sepeda onthel. Kalau beruntung, kita bisa melihat event khusus yang diadakan oleh lembaga tertentu. Seperti CFD tadi pagi ada Flashmob dari Mizone (tidak sempat lihat) dan acara menggulingkan bola balon raksasa sepanjang jalan Dago seperti foto di bawah, meskipun aku sendiri tidak tahu apa maksudnya. Yang penting aku ikut senang bersama semua orang di sana.

Di tulisan balonnya ada IMA Gunadharma, gambar Ganesha, dan Arsitektur. Berarti mereka yang membuat ini. Ikut rame aja bersama mereka :)

Setelah digulingkan ke Dago bawah, balon itu kembali digulingkan ke atas. Aku kaget karena balon itu menggelinding ke arahku. Tapi, orang-orang yang berada di sekitarku bukannya menghindar. Mereka malah berbaring di tengah jalan dan menunggu badan mereka "dilindas" balon itu seolah itu adalah hal yang menyenangkan. Pada kenyataannya mereka memang tidak apa-apa. Melihat itu aku juga malah ikut-ikutan mereka. Segera saja kutaruh tas dan kameraku, termasuk donat J.Co yang kubeli dititipkan dulu di Fajar, dan berbaring di tengah jalan (sesuatu yang tidak pernah kulakukan di hari-hari biasa). Lalu balon itu "melindas" tubuhku dan tidak terjadi apa-apa. Balon itu tidak membebani tubuhku, bahkan sangat hampa dan tak terasa! Hahaha. Hal yang sederhana tetapi menyenangkan.

Di tengah perjalanan menuju titik finish CFD, kami sempat bertemu dan berpapasan dengan beberapa orang yang aku kenal. Yang pertama, ada orang berteriak dari lajur sebelah kanan memanggil Fajar. "WOI, FAJAAAAR!". Ketika menoleh, dia melihat sesosok perempuan yang dia kenal. Namanya Dinda dan dia adalah teman Fajar di klub Baseball SMA sekaligus adik kelas aku juga. Melihat dia dan beberapa temannya, Fajar langsung menghampiri mereka. Aku langsung tahu bahwa temannya sedang berjualan. Biasanya sih kegiatan danus atau mencari dana untuk suatu kegiatan. Ternyata mereka sedang mencari dana untuk persiapan kegiatan bazar sekolah. Mereka juga akhirnya menghampiriku, Haryo, dan Davin dan mulai menawari dagangan mereka, donat J.Co. Aku memerhatikan temannya yang memakai kacamata dan baju hijau tua. Dia cukup menarik dan cantik menurutku. Anak itu namanya Citra. Mereka memohon-mohon agar kami membeli donatnya. Melihat itu aku juga tidak sanggup menolak. Aku memang lemah terhadap tawaran-tawaran seperti itu, hahaha. Aku selalu berpikiri kalau aku tidak beli, pasti mereka kecewa. Akhirnya aku beli juga donat itu Rp15.000 per dua buah. Yah, apa salahnya membantu mereka yang sedang mencari uang untuk acara sekolah. Lagipula mereka itu adik kelasku, haha. Sayangnya aku lupa berkenalan dengan mereka. Seharusnya acara CFD dimanfaatkan untuk berkenalan dengan orang-orang baru.

Kami terus berjalan lagi. Pagi yang cerah dan keramaian orang terasa sangat menyenangkan bagiku. Pohon tinggi dan cukup rimbun di sisi jalan membuat kawasan ini menjadi sejuk. Aku memerhatikan orang-orang di sekitarku, termasuk ngeceng perempuan-perempuan yang menarik. Kemudian mataku tertuju ke arah sisi jalan di mana sebuah konser jalanan sedang diadakan. Aku kaget karena penyanyi yang sedang berdiri di panggung kecil itu pernah asyik dance sendirian di depan sebuah mobil radio yang sedang memutar lagu saat CFD beberapa waktu lalu. Waktu itu dia menari, menyanyi, bergoyang, dan menjadi pusat perhatian karena kelakuan itu. Aku sempat berpikir kalau perempuan itu adalah orang gila atau autis yang punya talenta seperti itu. Tapi, kata-kata Fajar lebih pas untuk menggambarkan karakter dia: nyentrik! Semoga saja begitu.

Akhirnya kami tiba juga di pom bensin Petronas, tempat titik awal berkumpul. Area pom bensin yang luas itu benar-benar dimanfaatkan oleh orang-orang. Ada yang hanya duduk nongkrong istirahat, free style sepeda, atau skateboarding. Tapi suasana di situ terlalu ramai dan panas, akhirnya kami bergerak sedikit lebih atas untuk mencari tempat berteduh dan beristirahat. Saat istirahat itulah, kami bertemu (lagi) dengan Retno dan Reni yang sama-sama sedang berjualan kue sus. Sebelumnya Reni dan Yuan yang duluan menawarkan kue sus, tapi kami tidak bergeming. Entah kenapa begitu Retno yang menawarkan, kami menjadi luluh dan membeli. Rp4.000 per dua buah, itu pun setelah Fajar tawar. Aku tahu mereka berjualan untuk menambah uang klub basket kampus mereka (Unisba) dan kalau tidak salah Retno adalah salah satu bendaharanya. Minggu sebelumnya Retno menjual arumanis dengan harga Rp5.000. Jadi tertarik juga untuk mencoba kegiatan danus atau mengumpulkan uang.

Akhirnya acara pagi itu bubar pada jam 10 pagi. Saat kami turun, satu per satu mobil dan kendaraan bermotor lainnya mulai memasuki jalanan dan memulai kembali rutinitas sehari-hari. Walaupun sebenarnya mereka yang memang berhak menggunakan jalan itu, entah kenapa aku merasa tidak sudi kendaraan-kendaraan itu memasuki Jalan Dago. Kehadiran mereka seperti orang yang hendak membubarkan acara senang-senang dan merusak kesenangan kami. Kami kembali menuju SMA 20 untuk beristirahat dulu sambil berpikir di mana kami akan mengisi perut yang sudah lapar dan membasahi tenggorokan yang kering.

Ini dia Davin!

Setelah istirahat beberapa lama, kami memutuskan untuk pergi makan ke warung soto dan rawon yang ada di depan Lapangan Saparua. Warung itu sebenarnya sebuah tenda di tepi jalan dan mereka membawa mobil yang berisi dagangan mereka. Suasana Saparua yang teduh membuat tempat itu cocok untuk melepas lelah. Awalnya aku tidak punya niat makan, tapi melihat rawon dengan irisan daging sapi lembaran, seleraku tergugah dan ikut memesan. Rawon itu rasanya enak, ditambah lagi dengan teh manis dan semilir angin sejuk yang turut menemani kami melepas rasa lelah. Saat kami sibuk menghabiskan santapan, ibu pemilik warung itu dengan ramah menyuruh kami mengambil kerupuk yang sudah disediakan.

"Ambillah kerupuknya, itu gratis kok."
"Wah, beneran Bu gratis?"
"Iya gratis, itu gantinya vetsin. Kita di sini enggak pakai vetsin."
"Wah, pantes enak Bu!"

Kemudian Ibu itu menanyakan asal kampus kami. Awalnya Ibu itu mengira kalau kami adalah teman anaknya dari Itenas. Kami tentu saja menjawab bukan. Ibu itu bercerita bahwa teman anaknya langganan di warung tendanya. Tak lama kemudian, mereka muncul dan terlihat sangat akrab dengan ibu itu. Sementara itu, kami larut dengan berbagai topik obrolan. Mulai dari masalah cinta, cerita kehidupan kampus, film, sampai rencana liburan minggu terakhir semuanya dibahas. Maklum, kami tidak akan lagi bertemu sesering saat SMA. Setelah puas, kami segera beranjak dari tempat duduk dan membayar apa yang sudah kami makan dan minum. Sebelum pergi, Davin sempat menanyakan anak ibu itu. Anak paling besarnya sudah dipekerjakan oleh Chevron, sementara anaknya yang satu lagi, Bambang, bersekolah di SMA 10 Bandung. Ternyata Davin mengenalnya sebagai salah satu personel Monster Junior, sebuah band indie. Di sana ada temanku juga, Remiel dan Medi. Ibu itu bilang mereka sedang menggarap rencana ke Singapura dan Malaysia untuk merintis karier band mereka. Entah kenapa aku merasa takjub dan sedikit iri. Mereka sudah memiliki rencana dan melakukan sesuatu. Sementara itu aku hanya terdiam tanpa melakukan apapun. Setelah pamit kepada ibu itu, aku, Fajar, dan Haryo kembali lagi ke sekolah. Sementara itu Davin pulang lebih dulu karena merasa lelah.

Di sekolah, aku, Fajar, dan Haryo duduk-duduk sambil berbagi cerita tentang banyak hal. Di bawah pohon rindang hanya bertiga. Sebenarnya kami menunggu Haryo dijemput oleh kakaknya dari gereja sekitar jam dua sore, lalu bereslah acara hari ini. Obrolan kami ngalor-ngidul mulai dari masalah traveling sampai ke pertemanan. Aku sempat juga cerita masalahku di kampus. Aku merasa di kampus terlalu bosan, kering, dan hampa. Tidak ada teman yang benar-benar bisa menginspirasiku. Ditambah lagi dengan permasalahan kelas yang benar-benar membuat interaksi menjadi sangat renggang. Fajar dan Haryo menyarankanku untuk mencari banyak kegiatan dan terlibat dalam komunitas. Dengan begitu aku akan menemukan teman yang cocok untuk saling berbagi. Aku sangat menyadari itu, kekuranganku akan kegiatan yang bermanfaat dan permasalahan dalam hal interaksi dengan berbagai macam orang. Aku terlalu banyak diam..

Apa yang aku dapatkan hari ini? Aku pernah dengar, jalan kaki selama 30 menit bisa menurunkan stres. Aku percaya akan hal itu. Melihat dan memerhatikan berbagai macam orang menyadarkanku bahwa dunia ini warna-warni. Di sana aku bisa melihat kelebihan mereka semua dan mungkin akan tertarik dengan mereka. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan selain berdiam diri. Salah satunya apa yang aku lakukan hari ini :) Aku mulai merasakan lagi cita-citaku yang harus segera dirintis. Semua itu butuh tindakan, bukan teori atau pengetahuan!

Akhirnya Haryo dijemput sekitar setengah tiga sore dan acarapun beres. Kami saling berpamitan. Kemudian, aku mengayuh sepedaku menuju rumahku dengan perasaan ringan. Seringan beban di tubuhku yang lepas, hanya baju yang melekat di tubuhku yang tersisa. Setidaknya untuk hari ini :)

Yeah, geng sepeda hari ini, haha! @ under fly over Pasupati

*thanks buat Fajar, Haryo, dan Davin. akhirnya acara yang jadi hanya CFD doang, tapi ya enggak apa-apa. tetep jadi sport day yang seru, haha.

photo taken by me at Car Free Day Dago, Sunday, January 30, 2011

Kembali Lagi

Akhirnya setelah 4 bulan tidak update tentang apapun, aku kembali mencoba untuk menuangkan berbagai pengalamanku ke blog ini :)-Biasalah, anak "mabuk" (baca: MA-hasiswa si-BUK) jadi tidak punya waktu cukup :p Sebenarnya, meskipun disibukkan dengan masalah kuliah dan dunia perkampusan, aku masih suka blogging kok. Hanya saja tempatnya di Tumblr, bukan Blogspot, lebih praktis dan sederhana.

Ya sudahlah, segitu aja deh kata-kata pembukanya. please enjoying my writing again :)