RSS

photography session #25 ”戦国時代”祭り 24.04.11

日曜日、2011年4月24日

「戦国時代」祭りのポスター

3日前、僕はパジャジャラン大学日本語学生会が行った祭りへ行きました。本当に楽しかったです。この祭りは毎年行われるイベントです。今年のテーマは”戦国時代”でした。日本の戦国時代を語っていました。委員会は戦国時代のときの争そう氏族の名前を使いました。例えば、武田家、徳川家、足利家です。他にまだありますが、名前を忘れてしまいました。それぞれの氏族は別の任務を持っていました。祭りの委員会は袴や浴衣を着て、カッコイイーと思いました。

祭りにいろんなパフォーマンスやバザーがありました。パフォーマンスは"Souran Bushi & Tarian Sakura", Taiko Okinawa, 演歌、Jakarta Keion, コスプレ、バンドなどがありました。みんな頑張っていい準備をしたので、悪いパフォーマンスはないと思いました。みんな熱心に演奏して、感心しました。でも、コスプレのとき、アニメをあまり見ませんから、わかりません。アニメのようにユニークな衣服を着て、コスプレは面白いと思いました。バザーにいろんなものが売られていました。食べ物や飲み物や日本の漫画雑誌やアクセソリーなどがありました。いろんなものを買いたいですが、値段がちょっと高いと思って、とうとう何も買いませんでした。僕は一日中写真を撮って、その日は食べませんでした。

最後に一緒に踊って、花火を見ました。その日は楽しくて、とても満足でした。来年また来たいです!!:D

祭りで撮った写真をアップロードしてあげます。どうぞごゆっくり見て下さい :)

我々は武田家でござる!

デリー先輩。祭りの委員長

桜の舞-Tarian Sakura 1

桜の舞-Tarian Sakura 2 綺麗な舞ですね。

騒乱武士(Souran Bushi )-「努力」"そうらん~そうらん!どっこいしょ~どっこいしょ~”

太鼓。Jakarta Keionが沖縄地方の歌を歌いました。沖縄に行きたいな~

演歌!日本人が歌ってくれました。本当に楽しかった!「心の友」と「Kemesraan」を歌いました :D

バザーで漫画を選んでいます~紀伊國屋(Kinokuniya)書店も日本語の漫画雑誌を安く売っていました。一万ルピア~本当の値段はそれよりもっと高い!

「Bleach」のコスプレ!僕が好きなアニメだ :D

これ何のアニメのコスプレでしょう?でも、この写真好きです!はは (笑)

みんな喜んでいる~楽しくバンドを聴いてるね :)

Visual Band:It!

Circle of Dream!

踊り~初めて大学に入ったから今までいつもちびまるこちゃんの歌をつかっています。他の歌がないかなあ?

花火!Boom Boom Boom! Katy Perryの名曲「Firework」を思い出しました!気分最高だ!それで、祭りが終わりました。みんな頑張りましたね :D お疲れ様でした :)

祭りは10時ごろに終わりました。疲れたけど、翌日授業がまた始まります。頑張らなきゃ!ははは、寝不足しました :p でも、本当楽しかった :) 実は、写真がまだたくさんあります。一日中写真を撮ったから :)..*ダラ先輩、カメラを貸してくれて本当にありがとう :)

photo taken by me at PSBJ Unpad Jatinangor, Sunday, April 24, 2011

100th Posting :)

Yeah, inilah posting ke-100 yang aku buat di blog ini. Selain itu, dua hari lagi blog ini akan genap berusia dua tahun :D Tidak terasa sudah dua tahun aku memulai blogging pertama di blogspot. Selama dua tahun ini juga aku mencurahkan segala ide, pengalaman, dan hal-hal menarik yang aku temukan di blog ini. Harapanku sih tidak macam-macam. Aku hanya ingin terus bisa menulis dengan konsisten di blog ini, amin! Kemudian aku juga berharap blog ini bisa menjadi sebuah catatan perjalanan hidupku dan sebuah nostalgia di masa depan nanti, hehe.

Sebelum melanjutkan ke posting ke-101 dan selanjutnya, aku mau membenahi blog ini secara total biar terlihat fresh! Selain itu, sebenarnya masih ada lima posting lagi yang statusnya masih draft alias belum di-publish :p haha, sebenarnya tulisannya sudah lumayan lama ditulis, hanya saja karena waktu itu pikiran sedang buntu jadinya tidak diteruskan tulisannya. Karena itu, aku mau membereskan dulu blog ini sebelum melanjutkan posting berikutnya :)

AYO SEMANGAT UNTUK TERUS MENULIS! ファイト~!

"Apakah Anda Pernah Melihat Blue Film?"

Pertanyaan di atas sekaligus judul posting kali ini pernah diajukan oleh Pak Fahmi, seorang dosen Kewarganegaraan, Agama Islam, dan Sastra Arab, saat semester pertama. Beliau mengajukan pertanyaan tersebut kepada seluruh mahasiswa yang saat itu menghadiri kelasnya tanpa memandang dia seorang laki-laki maupun perempuan. Tentu saja para perempuan menggelengkan kepala dan menjawab "tidak!" sambil memendam rasa herannya atas pertanyaan yang diajukan beliau. Sementara itu, para lelaki, satu per satu mengangguk dan menjawab "pernah" dengan senyum kecut dan menahan malu. Seingatku, tidak ada laki-laki yang menjawab "tidak, saya tidak pernah melihat!". Semua juga tahu bahwa itu adalah perbuatan (semoga tidak menjadi kebiasaan) yang salah, baik dilihat dari norma kesusilaan maupun keagamaan. Meskipun tahu itu adalah salah, entah kenapa para lelaki sangat mudah terpengaruh untuk melihat 'film layar biru' dan juga gambar-gambar terlarang yang masuk kategori 'layar biru'. Aku tidak memungkirinya karena aku pun seorang laki-laki dan pernah melihat hal seperti itu.

Setelah beres dengan pertanyaan yang cukup membuat malu tersebut, beliau memberikan pertanyaan kedua. "Mengapa Anda melihat 'blue film' itu padahal tahu itu adalah salah?". Pertanyaan kedua ini sulit sekali dijawab. Memang kebiasaan beliau suka memberikan pertanyaan sulit seperti itu yang ternyata jawabannya sangat mudah dipahami. Kemudian beliau menjawab sekaligus memberikan penjelasan yang sangat mudah dipahami.
"Anda senang melihat 'blue film' karena tidak mengenal siapa yang 'bermain' di dalamnya. Coba bayangkan yang 'main' di film tersebut adalah orang-orang terdekat Anda. Bayangkan yang 'bermain' di film tersebut adalah ibu Anda, kakak Anda, adik Anda, saudara-saudari Anda, dan teman-teman Anda. Pasti Anda, jika akalnya masih berjalan dengan baik, akan merasa tidak senang bahkan prihatin mengetahui orang-orang terdekat Anda 'bermain' di dalamnya karena tahu perbuatan itu buruk, salah dan tidak ingin keburukan tersebut menimpa mereka."
Penjelasan Pak Fahmi saat itu sudah aku buktikan malam ini saat blogwalking. Perhatianku tertuju pada sebuah blog salah satu teman perempuan saat SMA dulu. Memang temanku itu memiliki fisik yang menarik dan berbakat menjadi model. Saat aku melihat blognya, ada beberapa foto dengan modelnya adalah dia. Awalnya aku biasa saja melihatnya karena foto-foto tersebut tidak ada bedanya dengan foto model lainnya yang biasa aku lihat. Setelah menggerakkan scroll untuk melihat lebih banyak isi blog itu, aku dikagetkan oleh sebuah foto dia dengan busana yang sangat minim. Dia hanya mengenakan (maaf) bra dan celana dalam di sebuah studio foto, lalu menjadi model untuk difoto! Aku rasa tidak ada di antara teman perempuanku yang mau menjadi model foto dalam keadaan minim busana begitu dan mengunggahnya di blog yang notabene dilihat oleh publik. Memang foto tersebut belum sampai pada tingkat 'blue film', tapi menurutku tidak sepantasnya dia berfoto dengan busana minim seperti itu. Adakah orang tua yang mau anak perempuannya difoto dengan busana seperti itu di sebuah studio foto?

Aku mengakui dan tidak memungkiri bahwa aku pun pernah melihat 'blue film', baik gambar maupun videonya. Saat melihat 'blue film' yang diperankan oleh orang yang tidak aku kenal, tidak ada perasaan kaget atau prihatin. Yang ada hanyalah perasaan terpuaskannya hawa nafsu. Sementara itu, baru melihat foto seorang teman perempuan dengan busana minim seperti itu, muncul perasaan kaget dan prihatin. "Kok dia mau menjadi model dengan busana minim begitu?". Kira-kira begitulah pertanyaan yang terlintas di kepalaku pertama kali melihat foto tersebut.

Mungkin bagi sebagian orang, pemikiranku kaku dan kolot. Sekarang adalah zamannya kebebasan berekspresi, entah bagaimana batasannya aku pun tidak tahu karena terlalu banyak standar yang digunakan manusia. Bagi masyarakat yang kehidupannya lebih liberal dan menjunjung tinggi HAM seperti masyarakat Barat, pose foto dengan busana minim seperti itu biasa saja dan dapat dimaklumi sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Seiring dengan kemajuan teknologi, pengaruh-pengaruh luar yang negatif seperti itu masuk juga ke dalam kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan adat yang sifatnya memaksa dan mengikat seperti masyarakat Timur. Pengaruh-pengaruh tersebut awalnya terlihat asing dan aneh. Namun lama-kelamaan, kita terbiasa, bahkan menganggapnya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, menghadapi pengaruh itu karena masuk secara kontinu dan masif. Aku pun tidak menampik jika pengaruh tersebut sudah menjadi hal yang biasa aku lihat karena tersebar di mana-mana, layar kaca, layar lebar, mall, dan tempat umum lainnya. Hanya saja aku tidak biasa bahkan aneh jika temanku sendirilah yang terkena pengaruh itu (catat: berpose dengan pakaian [super] minim seperti yang sudah dijelaskan di atas).

Seharusnya suatu keburukan jangan dibiasakan karena membuat keburukan itu menjadi sesuatu yang tidak buruk lagi..