RSS

High School Story-[Part 3 Love]

Cerita SMA tak akan lengkap tanpa ada love story. Memang hal yang wajar remaja seumuran kita mulai menyukai seseorang, entah dari fisik (outer beauty) atau mental (inner beauty), mengingat kondisi biologis dan psikologis yang sedang dialami oleh kita (Yang pasti jangan sampai kebablasan dalam menyukai seseorang). Semua orang pasti pernah menyukai seseorang yang dirasa memiliki kecocokan atau setipe dengan apa yang dia harapkan, begitupun juga dengan aku. Meskipun aku memiliki orang yang aku sukai, aku belum pernah pacaran selama tiga tahun menjalani masa SMA, bahkan selama aku hidup 18 tahun ini (memangnya pacaran sudah dihitung dari umur bayi?). Bukannya aku tidak ingin pacaran. Seringkali terbesit keinginan untuk punya pacar dan berbagi banyak hal bersama orang yang aku sukai, tapi cinta itu tak kunjung datang hingga hari ini.

Aku selalu merasa iri kalau melihat orang lain yang sedang berpacaran. Mereka tampak sangat menikmati dunia milik berdua seolah tak ada orang lain selain mereka. Akibatnya, kadang temanpun menjadi 'korban' karena dicuekkan mereka dan menjadi 'kamcong' (kambing congek) alias mati gaya. Aku pernah mati gaya waktu makan bersama temanku yang sedang pacaran. Apa yang aku bicarakan tak dihiraukan dan selalu terpotong dan akhirnya aku diam saja melihat kelakuan mereka. Aku hanya berusaha memaklumi mereka dengan mengingat lagu lawas 'kisah kasih di sekolah dengan si dia' yang pernah dipopulerkan oleh Chrisye. Haah, beginilah nasib jadi pria single.

Selama SMA, aku pernah meyukai enam orang perempuan teman sekolahku. Dari semua itu, tidak ada satupun yang berhasil aku jadikan statusnya sebagai pacar. Meminjam istilah temanku, semuanya menjadi KTS alias Kasih Tak Sampai. Padahal mereka semua memiliki kelebihan personal yang berbeda-beda dan khas. Kelebihan personal itulah yang membuatku tertarik dan menyukai mereka. Aku coba jelaskan satu-satu di sini tentang kepribadian mereka. Tentunya aku tidak akan menyebutkan nama mereka secara frontal di sini. Kalau mau tahu, langsung tanya ke saya. Hahaha

Kecengan pertama di SMA sebenarnya adalah kecenganku sejak SMP. Dia berjilbab, bersemangat, taat beragama, dan paling shalehah di antara semua kecenganku. Kemudian yang kedua, dia adalah perempuan yang supel, ramah meskipun kesan pertamanya aku bilang jutek, enak diajak cerita, dan di antara semua kecengan dan teman perempuan yang aku kenal, dialah yang paling dekat denganku. Dia adalah sahabat tempat saling berbagi cerita, mimpi, dan cita-cita selama ini. Sampai sekarang aku masih terus teringat pada kebaikannya karena sejujurnya aku belum menemukan pengganti yang lebih baik darinya. Beranjak yang ketiga, dia memiliki postur badan terkecil di antara semua kecenganku, lucu, ramah, supel, dan aku menyukai dia karena memiliki hobi yang sama, fotografi.

Kecengan keempat, dia adalah anak sekolah lain dan kalau dipikir-pikir lagi alasan kenapa aku menyukainya, itu terdengar sangat konyol. Aku suka dia hanya karena dia membuat notes di facebook dengan judul 'Kapan Ku Punya Pacar?'. Sempat bertemu satu kali dan tidak ada komunikasi lagi, selesai. Kecengan kelima, dia adalah perempuan paling kuat di antara semua kecenganku, punya hobi main basket, dan energik. Aku suka saat olahraga, dia bermain sepak bola bersama anak perempuan lainnya. Saat itu mukanya kelihatan sangat senang dan memancarkan kelebihan personalnya. Waktu aku kecelakaan dan harus dioperasi, aku teringat wajahnya dan menjadi motivasi bagiku untuk terus berjuang melawan rasa sakit. Terakhir, awalnya aku tidak begitu suka dengan dia, tapi aku dekati dengan harapan bisa memberikan kesan kepadanya. Awal mula aku mendekatinya karena dia sering membalas tweet aku di Twitter. Tapi akhirnya aku harus menerima kenyataan pahit bahwa ada temanku yang memiliki perasaan suka kepada dia dan akhirnya mereka jadian. Dia adalah perempuan paling polos seperti anak-anak yang pernah aku kenal.

Aku tidak menyukai mereka semuanya sekaligus. Tapi berdasarkan urutan waktu kejadian. Di antara itu, ada juga perempuan lain yang aku lirik dan aku sukai, tapi tidak sampai aku dekati seperti kecengan di atas. Wajar mungkin ya, soalnya aku pernah dengar di radio, kalau laki-laki itu memang suka naksir sana naksir sini. Tapi perempuan yang benar-benar dia sukai hanya ada satu.

Ada beberapa hal yang aku dapatkan dari love story selama SMA. Jangan selalu menilai orang dari kesan pertama, sebab kesan itu bisa berubah sewaktu-waktu tanpa diduga. Aku sudah buktikan itu sendiri waktu menyukai kecengan kedua dan kelima. Kesan pertamanya memang buruk, eh, tapi siapa sangka malah berbalik suka seiring berjalannya waktu. Ada satu hal unik lain yang aku temukan dari mereka semua. Selain kecengan pertama dan terakhir, semuanya berasal dari SMP yang sama! Haha, makanya SMP itu entah kenapa punya kesan sendiri buatku.

Aku memang selalu gagal dalam menyatakan perasaanku pada orang yang aku sukai. Pernah aku merasa frustrasi dan putus asa (hanya) karena masalah ini. Tapi temanku pernah berkata begini kepadaku, "Yang namanya cewek tuh pasti tahu mana orang yang baik. Kamu jangan pernah berhenti baik sama orang lain. Lakukan dengan ikhlas, jangan baik hanya karena ada maunya." Begitulah yang dia katakan. Karena nasihat dia ini, aku kembali percaya bahwa suatu saat ada perempuan yang mau mengerti aku dan mungkin juga dia jodohku. Terkadang aku merasa kesepian dan terbayang terus tentang masalah ini, tapi aku sadar hidupku tidak akan berguna kalau merenungi masalah seperti ini terus. Aku masih punya banyak hal yang harus aku raih dan lakukan sebelum aku menghembuskan nafas terakhir. Let's go!

Tunjukkanlah rasa cintamu, coba buat mereka tahu, betapa indahnya dunia bila engkau sedang jatuh cinta-RAN

Buka mata, hati, telinga, sesungguhnya, masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta-Maliq and D'Essentials

2 komentar:

Si Tukang Koran mengatakan...

Sebagai seorang teman sekaligus anakbuah Si Tukang Koran, saya mau berkata, "sabar Mad. yang gitu bukan cuma kamu, tetapi mungkin seribu, bahkan sejuta orang lain."
"Well, mungkin nggak perlu mengatakan secara eksplisit bahwa 'suka', tapi secara implisit pun jika si cewe ngerti, akan lancar lancar saja."

terimakasih ceritanya Mad. Semangat! huahahaha

piece of my world :) mengatakan...

oke, makasih udah ngikutin blog aku dan ngasih komennya :) btw, blog siapa ini? penasaran nih soalnya pake nama pena

Posting Komentar