RSS

Let's Writing!

Menulis adalah kegiatan mengekspresikan ide, mimpi, perasaan, hasil pemikiran, dan pengalaman hidup melalui suatu rangkaian kata. Kegiatan ini adalah bentuk komunikasi aktif secara tidak langsung. Melalui tulisan, penulis bisa memengaruhi opini atau pendapat pembaca, memberi suatu informasi atau pengetahuan, memberikan motivasi atau dorongan, dan menggugah emosi pembaca untuk melakukan suatu tindakan.

Seringkali banyak orang berkata bahwa dirinya tidak bisa menulis. Seperti dulu saat pelajaran bahasa Indonesia, seorang guru menyuruh murid untuk membuat gagasan pokok suatu paragraf atau membuat karya sastra. Teman-temanku semuanya bisa menulis, tapi tidak menggerakkan ujung bolpen mereka untuk menulis. Ada bermacam-macam alasannya seperti tidak ada ide, di kepala sudah ada apa yang harus ditulis tapi bingung bagaimana menuliskannya di atas kertas, bahkan malas berpikir untuk menulis. Akhirnya, alasan-alasan ini digunakan untuk mengatakan dirinya tidak bisa menulis.

Secara umum kegiatan menulis hanya membutuhkan satu hal, yaitu berpikir, meskipun ada beberapa jenis kegiatan menulis yang membutuhkan suatu aturan khusus tertentu seperti metodologi ilmiah pada makalah. Berpikir di sini berarti bagaimana merangkai kata menjadi sebuah kalimat utuh dan padu dengan padanan kata yang tepat. Menulis juga terkadang membutuhkan keterampilan berimajinasi, analisis, daya ingat, dan penggunaan majas. Untuk memperoleh keterampilan tersebut, banyaklah membaca dan bergaul dengan banyak orang. Kegiatan membaca dapat membantu kita untuk menemukan inspirasi, pengetahuan, mengasah otak, dan mempelajari hasil karya orang lain. Tidak perlu membaca semua jenis bacaan. Cukup membaca apa yang disukai saja sudah membantu. Sementara itu, bergaul dengan banyak orang membuat kita menemukan berbagai hal menarik dan pengetahuan baru yang selama ini tidak kita ketahui yang mungkin menarik untuk ditulis.

Aku sendiri mulai suka menulis sejak kecil. Aku memulainya dari diary yang berisi cerita sehari-hari (tugas sekolah). Rasanya menyenangkan menceritakan kegiatan yang aku lakukan. Menulis diary hanya membutuhkan imajinasi, daya ingat, dan perangkaian kata. Ini adalah jenis kegiatan menulis yang paling mudah. Sejak kecil aku juga suka membaca buku cerita, biografi, dan buku-buku sejarah dalam bentuk komik yang biasanya aku pinjam dari perpustakaan kota. Baru-baru ini aku merasakan manfaat membaca dan menulis yang aku lakukan saat kecil. Aku pernah menghabiskan 7 tahun masa kecilku di Jepang sampai kelas 2 SD. Karena sering membaca dan menulis, aku menguasai huruf kanji di atas rata-rata anak kelas 2 SD.

Saat kelas 4 SD, waktu baru pindah ke Indonesia aku mulai menulis diary. Karena masih asing dan belum menguasai bahasa Indonesia, saat itu huruf yang aku tulis sangat berantakan dan pola kalimat yang sama berantakannya. Aku masih menyimpan diary itu sampai sekarang dan suka tertawa geli melihat tulisan sendiri di masa lalu itu. Kegiatan menulisku mulai mengarah ke arah yang lebih serius saat duduk di bangku SMP. Guru sejarah saat itu mendorong para muridnya untuk beranalisis. Aku ingat saat mengerjakan ulangan sejarah, untuk menjawab satu soal saja aku bisa menghabiskan setengah halaman kertas polio karena saking asyiknya "bercerita". Selain itu, aku juga mulai suka membaca buku, majalah, dan menonton berita bertema sosial dan politik, terutama politik dunia dan Islam. Waktu itu sedang hangat-hangatnya berita Perang Irak dan terorisme. Aku teringat kembali saat mengajak kedua temanku untuk bersama menulis buku tentang situasi politik saat itu dan teori konspirasi. Aku masih punya catatan rencananya, tapi rencana itu tidak pernah terwujud.

Saat SMA, aku mulai jenuh dengan tema politik karena semua hal yang aku baca dan dengar tentang berita itu hampir semuanya mengecewakan dan membuat sakit hati. Akhirnya aku mengalihkan bacaanku pada dunia traveling yang menakjubkan. Bacaan yang menginspirasiku saat itu hingga kini adalah buku Trinity (Perucha Hutagaol) yang berjudul Naked Traveler. Aku membelinya saat sang penulis buku tidak seterkenal saat ini. Setelah beres membaca buku itu, aku mencari buku-buku catatan perjalanan lainnya seperti The Lonely Planet Story yang ditulis oleh Tony Wheeler dan Maureen Wheeler. Setelah membaca buku-buku tersebut, aku bercita-cita menjadi pengelana dunia yang mencatat kisah perjalanannya. Aku mendapatkan momen yang sangat tepat karena saat itu temanku mengajakku backpacking ke Bali. Aku juga mulai belajar dunia blog dari guruku dan membuatku menemukan dunia menulis yang baru. Sekarang aku lebih menyukai menulis di blog daripada di buku karena menurutku tampilan blog lebih rapi dan menarik (lihat posting Satu Tahun Blogging (Keterpaksaan yang Menjadi Hobi).

Ada banyak manfaat yang kita dapatkan dari menulis. Selain kita bisa memperkenalkan diri lewat tulisan dan cerita, menulis juga bisa memperkuat daya ingat. Kita bisa mempelajari dan memahami pemikiran orang lain dari tulisan dan menambah teman baru serta wawasan baru. Ada juga penulis yang menjadi kaya dan terkenal berkat tulisannya yang disukai banyak orang, seperti J.K. Rowling (Harry Potter), Stephanie Meyer (Twilight, New Moon, Eclipse), Raditya Dika, Trinity, dan masih banyak lagi. Mereka pun pernah mengalami yang namanya kebuntuan ide atau mood yang jelek. Tapi mereka memiliki caranya masing-masing untuk mengencerkan kembali 'kepala yang beku' dan mengembalikan suasana hati. Kalau caraku adalah mendengarkan musik, menonton, atau tidur-tiduran sampai tertidur di sofa.

Kenali juga karakter dan gaya penulisan yang dimiliki dan jangan mencoba untuk meniru orang lain. Boleh saja meminta tips kepada penulis berpengalaman, tapi karakter dan gaya yang dimiliki jangan diubah. Gali dan temukan sendiri karakter yang secara alami kita miliki. Menulis adalah kebebasan berekspresi yang dimiliki setiap individu dan setiap individu memiliki cara berekspresi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, aku menyukai gaya penulisan dengan bahasa yang baik dan benar, meskipun kadang memakai bahasa santai dan informal. Aku juga lebih suka menulis hal-hal yang bersifat fakta dengan bahasa yang lugas tanpa banyak majas, kiasan, dan peribahasa. Aku juga suka menulis sesuatu secara detil dan panjang, meskipun terkadang membuatku repot.

Terakhir, menulis akan lebih terasa maknanya saat kita menulis dengan sepenuh hati dari perasaan yang amat mendalam. Aku pernah mengalaminya saat menulis memoar menjelang wisuda SMP. Waktu itu aku sangat bangga dengan sekolahku dan tak bisa melupakan kebersamaan dengan teman-temanku yang sudah melewati berbagai momen selama tiga tahun. Perasaanku diserang rasa bangga dan rindu yang becampur aduk. Entah bagaimana, aku bisa menulis dengan lancar dan semua kata-kata yang ingin aku sampaikan dapat tersampaikan secara sangat baik. Setelah selesai menulis, aku merasakan hatiku sangat ringan dengan kepuasan tertinggi.

So, let's writing! Bila disadari, ada banyak hal menarik yang bisa ditulis dan diceritakan karena setiap orang memiliki ide, mimpi, perasaan, hasil pemikiran, dan pengalaman hidup yang unik dan berbeda-beda. Sampaikan apa yang kamu miliki dan kenalkan dirimu pada dunia :)

"Write. Start writing today. Start writing right now. Don’t write it right, just write it –and then make it right later. Give yourself the mental freedom to enjoy the process, because the process of writing is a long one. Be wary of “writing rules” and advice. Do it your way."- Tara Moss (www.advicetowriters.com)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya setuju dengan anda

Posting Komentar